Sukses

Cara Pemerintah Kuatkan Komitmen untuk Eliminasi Tuberkulosis

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan terkait pelaksanaan strategi nasional eliminasi tuberkulosis (TBC).

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan informasi terkait pelaksanaan strategi nasional eliminasi tuberkulosis (TBC).

Menurutnya, salah satu upaya eliminasi tuberkulosis adalah dengan penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.

Dalam hal ini, pemerintah pusat maupun daerah dapat berperan dengan cara:

-Penyusunan target eliminasi TBC daerah dengan mengacu pada target eliminasi TBC nasional.

-Penyediaan anggaran yang memadai untuk penanggulangan TBC.

-Pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang terlatih untuk mencapai target eliminasi TBC.

-Penyelenggaraan penanggulangan TBC berbasis kewilayahan.

2 dari 4 halaman

Pelayanan Bermutu

Selain menguatkan komitmen, eliminasi TBC juga dapat dicapai dengan peningkatan akses layanan yang bermutu dan berpihak pada pasien, tambah Nadia.

Pelayanan bermutu tersebut mencakup:

-Penyediaan layanan yang bermutu dalam penatalaksanaan TBC yang diselenggarakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayahnya.

-Optimalisasi jejaring layanan TBC di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta.

-Pelaksanaan sistem rujukan pasien TBC mengikuti alur layanan TBC yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

-Pemenuhan dan penjaminan mutu obat yang digunakan untuk pengobatan TBC.

-Pembinaan teknis dan supervisi layanan TBC untuk fasilitas pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh pemerintah daerah secara berjenjang.

-Penyediaan sanatorium untuk pasien TBC.

3 dari 4 halaman

Intensifikasi Upaya Kesehatan

Selanjutnya, Nadia juga membahas terkait intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC.

Intensifikasi tersebut dilakukan dengan cara:

-Promosi kesehatan.

-Pengendalian faktor risiko.

-Pemberian kekebalan.

-Pemberian obat pencegahan.

-Penemuan dan pengobatan.

Ia juga menyampaikan, penemuan kasus tuberkulosis mengalami penurunan sejak adanya pandemi COVOD-19.

“Penemuan kasus baru TBC pada 2019 itu 67 persen, tapi semenjak COVID-19 penemuannya turun menjadi 42 persen,” ujar Siti Nadia dalam Kongres Nasional (KONAS) XVI Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pada Sabtu, 4 September 2021.

“Jadi, PR kita adalah menemukan semua bentuk kasus TBC yang diestimasikan ada 845 ribu,” pungkasnya. 

4 dari 4 halaman

Infografis Cek Fakta: Waspada Terpapar Hoaks Vaksin COVID-19