Sukses

Kemenkes RI: Proses Distribusi Vaksin Pfizer Paling Menantang

Vaksin Pfizer yang diterima Indonesia telah didistribusikan ke banyak wilayah di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI menyebut bahwa proses pendistribusian vaksin Pfizer ke daerah di seluruh Indonesia terbilang menantang.

Salah satu alasannya, vaksin Pfizer harus disimpan di tempat khusus yang belum dimiliki Indonesia.

“Yang paling challenging itu Pfizer karena Pfizer itu minus 70 (derajat Celsius) dan kita sendiri belum punya sebetulnya kulkas atau penyimpan yang bisa sampai minus 70,” ujar Nadia dalam Virtual Class Liputan6.com belum lama ini.

Maka dari itu, lanjutnya, ketika Indonesia menerima 1,5 juta dosis vaksin Pfizer, langsung didistribusikan di daerah Jakarta dan aglomerasinya.

“Karena kita masih dalam proses menyiapkan kulkas yang bisa mencapai angka minus 70. Nantinya, kulkas ini akan ditempatkan di provinsi-provinsi," ujarnya.

2 dari 4 halaman

Pengelolaannya Agak Berbeda

Setelah tiba di provinsi, para petugas harus berhati-hati karena pengelolaan Pfizer agak berbeda, lanjut Nadia.

“Tadi kan harus disimpan di minus 70, jadi berbeda dengan Moderna. Kalau Moderna saat dikirimkan minus 20 itu masih bisa disalurkan ke fasilitas layanan kesehatan di minus 2-8 derajat Celsius.”

“Tapi Pfizer harus minus 70, artinya dalam proses pengirimannya pun harus minus 70. Waktu dari pengirimannya tidak boleh lebih dari 12 jam, kalau lebih dia rusak.”

3 dari 4 halaman

Pencairan Vaksin

Vaksin Pfizer ketika akan dikirim ke sentra vaksinasi maka akan dicairkan terlebih dahulu. Artinya, Pfizer akan dikeluarkan dari minus 70, dicairkan. Karena vaksin ini dalam bentuk serbuk, maka perlu dilarutkan terlebih dahulu.

“Jadi prosedurnya memang lebih sulit, baru setelah dalam bentuk cair Pfizer bisa digunakan di fasilitas layanan kesehatan dengan penyimpanan minus 2-8 derajat Celsius dan usianya hanya 30 hari.”

Secara keseluruhan, dari kelima vaksin yang sudah diterima Indonesia, tiga di antaranya yakni Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca tidak terlalu terkendala dalam proses distribusi.

Sementara, Moderna lumayan sulit karena perlu didistribusikan dalam suhu minus 20 derajat Celsius, tapi hal ini masih dapat diatasi karena Indonesia sudah memiliki gudang penyimpanan yang memenuhi suhu tersebut. Jadi, yang paling menantang adalah Pfizer, pungkas Nadia.

  

4 dari 4 halaman

Infografis Cek Fakta: Waspada Terpapar Hoaks Vaksin COVID-19