Sukses

Vaksinasi COVID-19 Bantu Hindari Risiko Parah Terinfeksi Varian Delta

Vaksinasi COVID-19 bantu menghindari risiko parah akibat terinfeksi Varian Delta.

Liputan6.com, Jakarta Upaya mencegah infeksi parah dari penularan Varian Delta, vaksinasi COVID-19 termasuk salah satu solusi yang dapat dilakukan. Apalagi Varian Delta mendominasi sebaran varian Virus Corona di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan periode Januari-3 September 2021, jumlah kasus Varian Delta terbanyak berada di DKI Jakarta dengan temuan 777 kasus. Kemudian Jawa Barat 322 kasus dan Kalimantan Timur 399 kasus Varian Delta.

Temuan banyak kasus Varian Delta juga ada di Jawa Tengah berjumlah 191 kasus dan Nusa Tenggara Timur (NTT) 102 kasus.

Pakar Imunisasi Elizabeth Jane Soepardi mengingatkan, Varian Delta jauh lebih cepat menular dan perjalanan penyakit dua kali lebih cepat dan mematikan.

Masyarakat yang masih enggan divaksinasi diharapkan dapat memahami bahwa vaksinasi akan sangat membantu mereka menghindari risiko kesehatan yang lebih parah akibat infeksi COVID-19 Varian Delta.

"Sebanyak 99 persen kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat terjadi pada mereka yang belum diimunisasi, kelompok anti vaksin, dan anti masker," tegas Jane melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Sabtu (11/9/2021).

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

2 dari 4 halaman

Vaksinasi Sasar Daerah dengan Mobilitas Penduduk Tinggi

Elizabeth Jane Soepardi terus mendorong Pemerintah untuk memperluas cakupan vaksinasi COVID-19, khususnya di daerah dengan tingkat kasus COVID-19 paling tinggi.

Daerah padat penduduk dengan mobilitas masyarakat yang lebih tinggi umumnya dinilai memiliki risiko penyebaran kasus COVID-19 lebih banyak.

"Dengan cara ini, otomatis cakupan imunisasi akan lebih cepat meningkat dibanding vaksin yang ada di distribusi secara merata," ujar Doktor Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan dari Erasmus University, Belanda ini.

Vaksinasi pun penting diberikan kepada masyarakat yang mempunyai komorbid. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyatakan, orang dengan komorbid bisa mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 sesuai dengan ketentuan.

Hal ini ditegaskan Kementerian Kesehatan RI melalui surat edaran (SE) Nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid, dan Penyintas COVID-19, serta Sasaran Tunda.

Kelompok komorbid hipertensi dapat menerima vaksin jika tekanan darahnya berada di bawah 180/110 MmHg. Kelompok komorbid diabetes juga dapat menerima vaksin sepanjang tidak memiliki kondisi akut.  

3 dari 4 halaman

Orang dengan Komorbid Boleh Divaksinasi

Direktur Medis dan Keperawatan RS Dr. Oen Kandang Sapi Solo Andi Wibawanto menjelaskan, orang dengan komorbid punya risiko lebih tinggi saat tertular COVID -19, baik dari sisi morbiditas (membutuhkan perawatan lebih kompleks di rumah sakit) maupun mortalitas (risiko kematian lebih tinggi).

Sesuai Surat Edaran Kemenkes, orang dengan komorbid bisa mendapatkan vaksin COVID -19 asalkan sesuai dengan ketentuan. Masyarakat tidak perlu tidak ragu mendapatkan vaksinasi.

Hal ini sangat diperlukan untuk memberi perlindungan dari paparan virus Corona.

“Silakan langsung datang ke sentra vaksin atau fasyankes yang menyediakan layanan vaksin COVID-19. Di tempat tersebut pasti sudah ada daftar periksa yang dapat dilengkapi oleh calon penerima vaksinasi," jelas Andi pada Jumat, 10 September 2021.

"Daftar periksa itu akan membantu petugas atau dokter untuk menganalisis dan melakukan skrining, layak tidaknya seseorang mendapatkan vaksin."

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS Persentase komorbid yang sering ditemui pada pasien-pasien COVID-19 di Indonesia