Sukses

93 Persen Anak Usia Dini di Indonesia Mengalami Gigi Berlubang

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan bahwa 93 persen anak usia dini di Indonesia mengalami gigi berlubang.

Liputan6.com, Jakarta - Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan bahwa 93 persen anak usia dini di Indonesia mengalami gigi berlubang.

Selain itu, dari 57,6 persen penduduk yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut, baru 10,2 persen yang terlayani.

Serta, 17,4 persen penduduk memiliki karies atau masalah gigi permanen (Decay Missing Filled-Teeth/DMF-T) seperti gigi berlubang lebih dari 3.

Padahal, target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan World Dental Federation (FDI) adalah 50 persen anak 5-6 tahun bebas dari karies gigi dan tidak ada lagi anak usia 12 dengan DMF-T lebih dari 3.

2 dari 4 halaman

Sebaran Tenaga Kesehatan Gigi

Mengenai hal tersebut, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan (Kemenkes) drg. Saraswati Sugiyarso, MPH mengatakan bahwa masalah ini perlu diatasi.

Dilihat dari sebaran tenaga kesehatan giginya, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki cukup banyak sumber daya manusia (SDM) tersebut.

Hal Ini dibuktikan dengan data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) per September 2021. Data tersebut merinci tenaga kesehatan gigi dan mulut sebagai berikut:

-Terapis gigi 19.600 orang.

-Dokter gigi 33.057 orang.

-Dokter gigi spesialis mulut 4.406.

“Jumlah tenaga kesehatan gigi di Indonesia cukup banyak, tapi orang yang melakukan pelayanan gigi hanya 10,2 persen, ini sangat memprihatinkan,” kata Saraswati dalam konferensi pers daring, Minggu (12/9/2021).

3 dari 4 halaman

HKGN 2021

Menjawab keprihatinan tersebut, Kementerian Kesehatan menggelar peringatan Hari Kesehatan Gigi Nasional 2021 (HKGN) dengan tema “Gigi dan Mulutku Sehat di Masa Pandemi.”

Acara tersebut diwarnai dengan lomba edukasi kreatif kesehatan gigi dan mulut berupa lomba video dan lomba foto yang informasi lengkapnya dapat dilihat di media sosial Kemenkes RI.

Selain lomba, ada pula seminar kesehatan gigi yang akan digelar pada 15 dan 18 September 2021.

Menurut Saraswati, acara ini digelar dengan tujuan:

-Menyebarkan informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada masa pandemi COVID-19.

-Tersosialisasinya tantangan yang dihadapi tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat gigi dan pembuat kebijakan dalam masa pandemi saat ini.

-Masyarakat umum baik ibu hamil, anak hingga dewasa dapat memahami dalam merawat kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan secara umum sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Harapannya, acara ini dapat meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan penguatan strategi kebijakan sebagai upaya mendukung program prioritas nasional dan mencapai Indonesia sehat bebas karies 2030,” pungkasnya.

 

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS: Waspada Anak Tertular COVID-19