Sukses

PeduliLindungi Akan Digunakan WNA, Kemenkes Upayakan Fitur Berbagai Bahasa Asing

Warga negara asing (WNA) atau warga negara Indonesia (WNI) yang mendapat vaksinasi di luar negeri membutuhkan aplikasi PeduliLindungi jika hendak beraktivitas di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Warga negara asing (WNA) atau warga negara Indonesia (WNI) yang mendapat vaksinasi di luar negeri membutuhkan aplikasi PeduliLindungi jika hendak beraktivitas di Tanah Air.

Mereka perlu mendaftarkan diri di vaksinln.dto.kemkes.go.id untuk mendapatkan akses ke PeduliLindungi sehingga bisa melakukan scan barcode di berbagai tempat umum seperti mal, bandara, dan lain-lain.

Karena PeduliLindungi akan digunakan pula oleh warga internasional, maka Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan penyesuaian bahasa agar dimengerti semua orang dari berbagai negara.

Menurut, Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes, Setiaji, sejauh ini bahasa yang digunakan di PeduliLindungi hanya bahasa Indonesia saja. Sedang, di situs vaksinln.dto.kemkes.go.id sudah ditambahkan bahasa Inggris.

“Untuk PeduliLindungi kami sedang siapkan, bukan hanya bahasa Inggris tapi juga bahasa lain yaitu China, Jepang, Rusia, Arab, dan lainnya,” ujar Setiaji dalam konferensi pers daring Kemenkes, Selasa (14/9/2021).

2 dari 4 halaman

Terkait Jenis Vaksin

Terkait jenis vaksin yang digunakan WNA atau WNI di luar negeri untuk kemudian diverifikasi guna dapat mengakses PeduliLindungi, pihak Kemenkes sudah memiliki data base tersendiri.

“Kami sudah mencoba me-list beberapa vaksin yang ada di luar negeri, kurang lebih mirip seperti vaksin yang ada di Indonesia.”

Jenis-jenis vaksin tersebut adalah:

-Sinovac.

-Sinopharm.

-Pfizer.

-Johnson & Johnson.

-Moderna.

-AstraZeneca.

-Sputnik.

“Kalau pun nanti ditemukan ada vaksin lain, kita akan menambah atau meng-upgrade data base tersebut.”

3 dari 4 halaman

Langkah Menjamin Keamanan Data

PeduliLindungi pada akhirnya akan mencakup data warga negara asing. Untuk menjaga data tetap aman dan terhindar dari kebocoran, pihak Kemenkes tetap mempertimbangkan sisi keamanan.

“Yang pasti kita terus menjaga dari sisi sekuritas bahkan terhadap data-data yang diunggah kan ada nomor induk kependudukan, ada paspor.”

“Jadi kami tidak akan menyimpan data pengguna, begitu permohonan akses disetujui maka data-data yang diinput akan dihapus untuk menjamin tidak akan ada kebocoran data.”

Selain itu, koordinasi juga terus dilakukan dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memperkuat keamanan, pungkasnya.

 

 

4 dari 4 halaman

Infografis 8 Manfaat Aplikasi PeduliLindungi Dukung Pengendalian Pandemi COVID-19