Liputan6.com, Jakarta - Anjuran untuk memiliki tidur yang cukup sudah sangat sering kita dengar. Layaknya bayar hutang, beberapa orang justru mengakali kurangnya waktu tidur dengan terlelap lebih lama pada hari berikutnya.
"Konsekuensi jangka panjang dari kurang tidur tidak dapat diatasi dengan mudah dan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan," ujar Asisten Profesor Kedokteran Klinis dan Neurologi Stephanie M. Stahl dikutip Medical News Today, Rabu, 15 September 2021.
Baca Juga
Perjuangan Salma Salsabil Dapat Dua Penghargaan Indonesia Music Awards 2024, Ada Peran Besar Ayah hingga Komunitas Fans
Masih Sakit Hati, Ruben Amorim Sorot Kinerja 2 Pemain Manchester United
Lika-liku Pencalonan Airin Rachmi di Pilkada Banten 2024, Dihujat di TikTok hingga Suami Diperiksa Kejati tapi Elektabilitasnya Tetap Tinggi
Penelitian oleh Jagiellonian University di Polandia mengungkapkan dampak perubahan fungsi tubuh terkait kurangnya waktu tidur pada orang dewasa selama 10 hari berturut-turut.
Advertisement
Hasil menunjukkan adanya dampak yang buruk pada fungsionalitas tubuh secara umum. Terlebih, para partisipan juga tidak mudah pulih dari dampak kekurangan tidur tersebut.
"Penelitian tersebut menambah lebih banyak bukti lagi bahwa kurang tidur memiliki efek merugikan bagi fungsionalitas tubuh," kata Stephanie.
Waktu tidur yang dibutuhkan setiap orang sangatlah bervariasi. Namun, rata-rata orang dewasa membutuhkan setidaknya tujuh jam setiap hari untuk bisa berfungsi dengan baik.
"Penelitian ini secara khusus menyoroti bahwa bahkan kurangnya 1-2 jam waktu tidur di bawah target (7 jam) menyebabkan gangguan jangka panjang, bahkan setelah menggantinya dengan tidur cukup selama satu minggu," ujarnya.
Mengorbankan tidur karena aktivitas
Menjalani kehidupan dengan aktivitas yang padat seringkali membuat orang dewasa mengorbankan waktu tidurnya. Entah untuk pekerjaan, hiburan, atau alasan lainnya.
Banyak orang meremehkan efek kurang tidur bagi kesehatan mental dan fisik mereka. Kebanyakan orang justru percaya bahwa dengan membayar hutang tidur merupakan konsep yang tepat.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan, gangguan tidur umumnya terjadi pada profesi seperti tenaga kesehatan, pekerja di dunia hiburan, dan transportasi. Namun, belakangan keharusan untuk WFH (work from home) justru menghilangkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
"Meskipun kemampuan untuk bekerja jarak jauh sudah menjadi keuntungan bagi banyak orang selama pandemi COVID-19 ini, tapi jam istirahat menjadi salah satu yang dikorbankan," ujar para peneliti.
Â
Advertisement
Potensi dampak yang muncul
Kehidupan modern menuntut manusia untuk hidup dengan semakin cepat. Tekanan untuk terus melakukan, memproduksi, dan mencapai suatu hal terus-menerus muncul.
"Kurang tidur merupakan penyebab yang sangat umum untuk konsentrasi yang buruk, kurangnya fokus, mengantuk di siang hari, meningkatkan risiko kecelakaan, termasuk kecelakaan kendaraan bermotor," ujar Stephanie.
Stephanie menjelaskan, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, kanker, infeksi, dan demensia.
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19
Advertisement