Sukses

Sering Mual dan Nyeri Kepala Selama WFH? Bisa Jadi Zoom Fatigue

WFH telah memunculkan fenomena zoom fatigue akibat lelah berlebihan.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 mengubah kehidupan kita. Aktivitas sosial jadi terbatas demi menekan laju penularan virus Corona. Salah satu hal yang berubah adalah bekerja yang tak lagi dari kantor tapi dari rumah atau work from home (WFH).

Beragam rapat yang biasanya dilakukan secara langsung pun kini online. Hal ini memunculkan fenomena zoom fatigue akibat rasa lelah berlebihan dalam menghadapi komunikasi virtual.

Zoom fatigue digambarkan dengan rasa kelelahan yang terjadi akibat penggunaan platform komunikasi virtual yang berlebihan. Hal ini menyebabkan mata terasa pegal, terasa kering bahkan sampai iritasi, pandangan terasa kabur, mual dan nyeri kepala.

“Gejala-gejala ini nih sebetulnya ada istilahnya lainnya namanya computer vision syndrome, artinya keluhan ini muncul sebagai akibat dari pajanan radiasi dari monitor terhadap mata kita,” jelas dokter spesialis okupasi, Palupi Agustina Jayadi, dalam webinar “WFH = Kerja 24/7? Ketika Kerja Tidak Lagi Mengenal Waktu dan Batasan”, disiarkan secara virtual beberapa waktu lalu. 

 

2 dari 4 halaman

Gejala dari Zoom Fatigue

Berdasarkan hasil studi di Inggris, yang diikuti oleh lebih dari 500 responden, menjelaskan lebih dari setengahnya menjawab efek dari bekerja dari rumah adalah nyeri leher, nyeri bahu dan nyeri punggung. Bahkan hingga meningkatnya konsumsi alkohol, diet yang tidak sehat dan terjadinya penurunan kualitas tidur.

Ada pula gejala muskuloskeletal (otot dan tulang rangka) seperti nyeri leher, kesemutan pada pergelangan tangan, jari tangan dan nyeri punggung.

Gejala dari zoom fatigue ini dapat menyerang mental seseorang, dimana mereka menjadi lebih pelupa dan sulit berkonsentrasi, kesulitan mempertahankan hubungan dan hadir dengan orang yang dicintai, serta frustrasi dan lekas marah dengan rekan kerja.

WFH juga merubah pola hidup seseorang seperti gangguan pola tidur karena beban pekerjaan yang bertambah, mengalami obesitas, mengalami dislipidemia (kandungan kadar lemak dalam darah yang tidak normal).

“Kalau gejala ini berlanjut, dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes, hipertensi bahkan sampai keganasan kanker,” tutur Palupi.

3 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Zoom Fatigue

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi gejala dari zoom fatigue ini, yaitu dengan memiliki tempat kerja yang khusus agar lebih fokus, bekerja dengan posisi yang nyaman, atur intensitas cahaya, jarak monitor 30-70 cm.

Jika Anda merasa diri Anda mulai merasa kehilangan fokus, kalimat sederhana seperti,  “Saya akan mematikan video saya karena itu memudahkan saya untuk mendengarkan.” Hal itu bisa sangat membantu. 

Terakhir, jauhkan diri dari ponsel, laptop, tablet, dan gawai lainnya ketika sedang tidak memiliki agenda untuk melakukan konferensi video. Hal ini sangat penting untuk mengistirahatkan dan memberikan waktu pada otak dan mata untuk menetralkan dan mengatur ulang fokus terhadap hal-hal di luar dunia digital.

Palupi juga menyarankan untuk beristirahat jika merasa lelah dan jangan dipaksa terlalu berlebihan, minum air putih 2 liter per hari, batasi video conference dan olahraga dengan intensitas ringan dan konsisten. 

 

Reporter: Lianna Leticia

 

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Aman Hindari Covid-19 Saat Harus Mengantre.