Liputan6.com, Jakarta Nama peneliti Indonesia kembali harum di kancah internasional. Baru-baru ini majalah Time merilis 100 orang paling berpengaruh 2021. Salah satu nama yang masuk dalam daftar tersebut adalah Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D.
Kiprah Adi Utarini salah satunya mengenai pemberantasan demam berdarah di Indonesia. Ia merupakan ilmuwan yang memimpin uji coba perintis dari suatu teknologi untuk memberantas demam berdarah di Indonesia.
Baca Juga
Hasil penelitian Adi Utarini berhasil mengurangi kasus demam berdarah hingga 77 persen di beberapa kota besar di Indonesia dengan melepaskan nyamuk yang telah dimodifikasi.
Advertisement
Berbicara mengenai kemampuan dan profesionalitas wanita satu ini tak diragukan. Ia memimpin proyek riset melawan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus demam berdarah dengan nyamuk sejenis yang mengandung bakteri Wolbachia sejak 2011.
Bersama Tim World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, wanita kelahiran Yogyakarta pada 4 Juni 1965membuktikan bahwa penelitian dengan teknologi wolbachia mampu menurunkan kasus DBD di Kota Yogyakarta hingga 77,1 persen pada 2020.
"Saya rasa penghargaan untuk beliau itu wajar ya dengan karakteristik beliau selama ini. Kemampuan mengelola penelitian yang kompleks ini secara bermutu," kata Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengutip Antara.
Jejak Rekam Publikasi Ilmiah
Berdasarkan penelusuran melalui layanan Google Scholar, Adi Utarini tercatat memplubikasikan sebanyak 138 jurnal ilmiah internasional maupun nasional.
Perempuan yang pernah menjabat Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama FKKMK UGM itu amat menjunjung tinggi detail dan kualitas dalam penelitian.
"Beliau sangat peduli dengan detail dan menjunjung tinggi kualitas karena salah satu fokus riset beliau memang tentang mutu layanan kesehatan. Isu-isu penelitian yang berkualitas itu menjadi fokus penting," ujar Riris.
Advertisement
Inspirasi Bagi Peneliti Muda Tanah Air
Masuknya nama Adi Utarini dalam daftar orang paling berpengaruh dunia versi Time, diharapkan mampu menginspirasi para peneliti muda di Tanah Air lainnya sepenuh hati.
Regenerasi para peneliti baru, menurut dia, adalah bagian dari semangat Adi Utarini yang selama ini dikenal sebagai mentor atau pembimbing yang baik di UGM.
"Beliau selalu mencoba mendorong peneliti-peneliti muda untuk maju. Kalau membimbing biasanya beliau akan memberikan contoh bagaimana melakukan penelitian yang baik, benar, dan berkualitas," kata Riris.
Adi Utarini lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada 1989, kemudian menyelesaikan gelar master di bidang kesehatan ibu dan anak dari University of College London pada 1994, serta gelar Master of Public Health pada 1998 dan Doktor Filsafat pada 2002 dari Universitas Umea di Swedia.Pada 2011, Adi tersebut dianugerahi gelar profesor di bidang kesehatan masyarakat.