Liputan6.com, Jayapura - Sebanyak sembilan tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi korban penyerangan, pembakaran, dan penembakan di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua pada Senin, 13 September 2021, sudah dievakuasi ke Jayapura.
Sembilan nakes itu adalah dr Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Satya, Lukas Luji, Patra, Sitri Khodijah, Katrianti Tandila, dan Christina Sampetonapa.
"Semuanya saat ini sedang dalam penanganan medis dan psikis untuk trauma yang dialami," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Papua, dr Donald Aronggear SpB(K), dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 19 September 2021.
Advertisement
Baca Juga
Kondisi dr Restu Pamanggi yang mengalami fraktur di bagian tangan, lanjut Donald, sudah dioperasi dan sedang dalam proses pemulihan secara medis sambil menjalani pemeriksaan psikis guna pemulihan secara mental.
Sementara jenazah Suster Gabriella Meillani yang menjadi korban meninggal akibat penyerangan tersebut sudah diangkat dari jurang dan ditempatkan di lokasi perlindungan terdekat di Kiwirok, sambil menunggu evakuasi.
"Proses evakuasi jenazah oleh helikopter TNI terkendala cuaca yang kurang baik," ujarnya.
Seluruh Fasilitas Kesehatan Tutup
Saat ini, Donald, mengatakan, seluruh pelayanan kesehatan di wilayah Kiwirok, Oksibil, dan Pegunungan Bintang dihentikan sambil menunggu jaminan keamanan dari pemerintah untuk nakes yang bertugas.
“Kami meminta pada seluruh pihak untuk memberikan privasi bagi para tenaga kesehatan yang menjadi korban penyerangan tersebut karena masih mengalami trauma,” katanya.
Advertisement
Belum Ada Tanggapan dari Gubernur
IDI Papua juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan Kerjasama dari TNI dan Polri di Papua yang telah membantu mengevakuasi, menyediakan fasilitas transportasi, dan masih banyak lagi terhadap para korban.
“Kami berharap agar segera ada jawaban dari pemerintah provinsi dan pusat untuk penanganan masalah ini, supaya aktifitas melayani masyarakat terutama di wilayah pedalaman bisa segera dilanjutkan, dan masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan segera bisa ditangani,” Donald menambahkan.
Menurut Donald, IDI Wilayah Papua telah mengirimkan surat pada Gubernur Papua untuk meminta jaminan keamanan dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan.