Sukses

Berapa Kali Anda Harus Buang Air Besar Sehari?

Buang air besar (BAB) penentu seberapa baik fungsi organ tubuh seseorang

Liputan6.com, Jakarta - Buang air besar (BAB) adalah kebutuhan hidup. Proses ini memungkinkan Anda untuk membuang zat-zat beracun dari makanan yang Anda konsumsi melalui usus.

Ada dua tipe orang saat akan buang air besar. Satu, Si Disiplin yang memiliki jadwal ketat soal urusan 'ke belakang'. Lalu, ada si Suka-Suka yang BAB kapan saja tanpa jadwal tetap.

Dilansir dari Medical News Today pada Rabu, 22 September 2021, sebuah studi 2010 yang diterbitkan di Jurnal Gastroenterologi Skandinavia menemukan bahwa 98 persen pesertanya buang air besar antara tiga kali per minggu hingga tiga kali sehari.

Terkadang konsistensi tinja seseorang bisa menjadi indikator kesehatan usus yang lebih signifikan daripada frekuensinya. Rata-rata orang mengeluarkan feses seberat 28 gram setiap lima kilogram berat badan. Hal tersebut membuat frekuensi BAB pada setiap orang memang berbeda-beda.

Selain banyaknya makanan yang dikonsumsi, perbedaan frekuensi BAB juga dipengaruhi kebiasaan makan, seberapa banyak aktivitas fisik yang dilakukan, juga seberapa tinggi tingkat stres Anda.

Namun, jika seseorang tidak cukup sering buang air besar atau terlalu sering, keduanya dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah.

2 dari 4 halaman

Faktor kebiasaan buang air besar

Seberapa sering seseorang pergi ke kamar mandi dapat sangat bervariasi dan tergantung pada berbagai faktor termasuk:

Asupan cairan

Karena usus besar menyerap kelebihan air, tidak minum cukup cairan dapat mengeraskan kotoran dan membuatnya lebih sulit untuk dikeluarkan. Seseorang yang mengalami sembelit harus meningkatkan asupan cairannya untuk membantu menjaga kotoran tetap lembut. 

Cairan juga membuat tinja lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Inilah sebabnya banyak dokter menyarankan untuk meningkatkan asupan cairan jika Anda sering mengalami konstipasi.

Usia

Sembelit sering dikaitkan dengan bertambahnya usia. Penuaan menyebabkan usus melambat, sehingga kotoran tidak keluar dengan cepat. Juga, orang yang lebih tua lebih mungkin untuk minum obat yang dapat mengganggu kebiasaan buang air besar mereka.

Aktivitas

Tetap aktif membantu usus besar bekerja lebih baik dan memindahkan kotoran melalui usus dengan lebih efisien. Ketika seseorang mengalami sembelit atau pencernaan yang lambat, berjalan-jalan atau berlari dapat membantu membuat segalanya bergerak lebih teratur.

Diet

Baik serat larut dan tidak larut dalam bentuk biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan dapat menambah jumlah besar pada tinja Anda, meningkatkan pergerakan usus. Jika Anda tidak memiliki sejumlah besar makanan ini dalam diet Anda, Anda mungkin tidak buang air besar secara teratur.

 

 

3 dari 4 halaman

Riwayat Kesehatan

Beberapa kondisi medis dan obat-obatan dapat memengaruhi kesehatan usus dan menyebabkan seseorang buang air besar lebih sering atau lebih jarang dari biasanya. Penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, dapat mengubah seberapa sering seseorang harus buang air besar .

Hormon

Beberapa hormon, seperti progesteron dan estrogen , dapat memengaruhi seberapa sering seorang wanita pergi ke kamar mandi. Misalnya, beberapa wanita melaporkan buang air besar lebih sering pada hari-hari menjelang dan pada awal periode mereka.

Faktor sosial

Beberapa orang mengalami kesulitan buang air besar di kamar mandi umum, di tempat kerja, atau ketika orang lain berada di dekatnya. Ini dapat menyebabkan seseorang "menahannya" lebih lama dari yang diperlukan.

Seiring waktu, tubuh tidak dapat merespon dengan cepat tanda-tanda perlu buang air besar, yang dapat menyebabkan seseorang merasa sembelit atau tidak nyaman.

 

Reporter: Lianna Leticia

4 dari 4 halaman

Infografis Vaksin Merah Putih Karya Anak Bangsa Covid-19