Sukses

Rekan Kerja Mudah Marah dan Jutek, Pancaran Cinta dan Perhatian Bisa Jadi Pilihan

Adanya ikatan pekerjaan tidak bisa membuat kita menghindari orang-orang yang pemarah dan jutek.

Liputan6.com, Jakarta Memiliki rekan kerja yang mudah marah dan jutek sedikit banyak bisa mempengaruhi suasana hati. Terlebih, adanya ikatan pekerjaan tidak bisa membuat kita menghindari interaksi dengan mereka.

Menurut pendiri Spirit of Universal Life (SOUL) Bunda Arsaningsih, proses pertemuan dengan siapapun dalam hidup sebenarnya adalah bagian dari karma. Begitupun pertemuan dengan rekan kerja saat ini.

"Kita punya teman jutek banget yang sedikit-sedikit marah, dan kita tidak bisa menghindar karena itu proses, bagian dari pekerjaan. Sebenarnya itu bagian dari karma kita harus bertemu dengan mereka," ujar Arsaningsih dalam live Instagram bersama Liputan6.com pada Kamis, 16 September 2021.

Memberikan cinta dan perhatian lebih dalam dinilai bisa jadi cara terbaik untuk berdamai dengan orang yang pemarah. Apabila melihat lebih dalam, orang pemarah sebenarnya merupakan sosok yang terluka.

Kekecewaan dalam diri seorang pemarah pun mungkin sudah terpendam sejak lama, yang tentunya tidak bisa kita pahami sepenuhnya. Proses tersebutlah yang dinilai membentuk seseorang jadi sosok yang pemarah. Sehingga hal sekecil apapun berpotensi memancing emosinya.

"Orang yang pemarah itu sebenarnya butuh diperhatikan. Jadi berikan saja dia cinta lebih dalam, berikan dia perhatian. Nanti lama-lama kemarahan dia akan meredam," kata Arsaningsih.

Arsaningsih menjelaskan bahwa jika kita bisa memenuhi dia dengan cinta dan perhatian yang cukup, orang yang pemarah pun bisa melembut. Memaafkan sikap mereka juga bisa membantu proses mendekatkan diri pada rekan kerja yang pemarah jadi lebih mudah.

"Cinta itu bukan nafsu ya, tapi secara batin itu selalu memaafkan mereka. Katakan saja aku mencintaimu, kita berikan energi cinta dan perhatian, otomatis mereka pun akan melembut," ujar Arsaningsih.

2 dari 3 halaman

Jika Tak Kunjung Berhasil

Selalu memaafkan memang bukan proses yang mudah. Terkadang rasa emosi pun bisa ikut memuncak saat menghadapi orang pemarah. Namun ternyata ada hal yang lebih penting, lho.

Ketika usaha-usaha untuk memaafkan, mendekatkan diri, memberikan cinta, dan perhatian tidak kunjung memberikan perubahan, maka membiarkan bisa jadi cara terbaik yang dapat dilakukan selanjutnya.

"Kalaupun mereka tidak mau berubah, ya sudah biarkan, yang penting kita tidak bereaksi negatif dengan orang tersebut," ujar Arsaningsih.

Arsaningsih memberikan perumpamaan kemarahan tersebut sebagai poin. Sehingga apabila seseorang belum berubah, maka poin yang diberikan mungkin belum juga penuh.

"Katakanlah dia lagi marah 10 poin, berarti dia butuh perhatian 10 poin. Ya mungkin kita ketemu, kasih 2 poin. Besoknya lagi bertemu, senyumin lagi, kasih lagi 2 poin. Lama-lama kan penuh cintanya, perhatiannya. Akhirnya kalau itu sudah penuh, dia akan berubah," kata Arsaningsih. 

3 dari 3 halaman

Infografis