Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr. Emi Nurjasmi, MPH mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 menimbulkan masalah terkait pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan. Terutama akses terhadap kontrasepsi dan perawatan ibu dan bayi yang baru lahir.
Terkait itu, IBI pun bekerja sama dengan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk membuka konsultasi secara daring lewat layanan Klik KB. Layanan ini bisa digunakan sebagai sarana komunikasi untuk ibu dan bidan.
Baca Juga
"Selama masa pandemi ini, kami bekerja sama dengan BKKBN Indonesia, kami mendukung akses perempuan terhadap kontrasepsi dengan membuka konsultasi daring," ujar Emi dalam diskusi virtual Asia Pasifik dengan tema #TakeControl: Membentuk Kesehatan Digital untuk Perempuan dalam Masa COVID pada Jumat, (24/9/21).
Advertisement
Diskusi virtual tersebut dilakukan untuk memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia yang akan jatuh pada tanggal 26 September mendatang. Selama 15 tahun, hak-hak seksual dan kontrasepsi menjadi fokus dari 70 negara termasuk Indonesia.
Emi menyampaikan bahwa sebagai salah satu bentuk dukungan bagi perempuan terkait perencanaan dalam keluarga, IBI dan BKKBN juga bekerja sama dengan petugas KB untuk mendistribusikan alat kontrasepsi.
"Bidan memberdayakan perempuan sebelum dan sesudah melahirkan. Memberikan masukan dan pilihan yang penting sebelum bayi lahir dan layanan kontrasepsi setelah bayi lahir," kata Emi.
Tetap jadi prioritas saat pandemi
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Shivani Kapur selaku Head of Medical Affairs Pharmaceuticals Division Asia/Pasific Bayer yang turut hadir mengungkapkan bahwa menjaga kesehatan perempuan dan akses terhadap kontrasepsi tetap menjadi prioritas utama di tengah pandemi COVID-19.
"Kolaborasi multi-stakeholder dan inovasi digital sangat penting dalam mendukung keluarga berencana dengan akses kontrasepsi yang tidak terhambat, serta meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan perempuan, dan keluarga berencana,” ujar Shivani.
Ia pun menyampaikan komitmen jangka panjangnya terkait kesehatan perempuan. Hal tersebut dilakukan dengan mendorong para perempuan untuk membuat keputusan berdasarkan informasi kesehatan yang tepat terkait perencanaan dalam keluarga.
Pada akhir diskusi, para panelis menyampaikan komitmennya untuk memberdayakan perempuan dalam mengendalikan kesehatan dan kehidupan mereka meskipun saat pandemi berlangsung.
Advertisement