Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka (PTM) mesti dilaksanakan. Mengenai temuan kasus positif COVID-19 di sekolah, hal tersebut perlu dilakukan manajemen yang tepat.
Berdasarkan hasil evaluasi pasca PTM di DKI Jakarta, dilakukan pemeriksaan tes COVID-19 di 22 sekolah. Lalu, ada 8 sekolah tidak ada kasus COVID-19. Sementara itu, di beberapa sekolah menunjukkan beberapa orang positif COVID-19 tapi dengan jumlah yang kecil seperti 1 atau 2 orang positif COVID-19.
Baca Juga
"Itu bukan klaster, definisi klaster itu kalau penyebarannya terjadi di sekolah," kata Budi.
Advertisement
Merujuk data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta di SDN 05 Rawasari, ada 30 orang yang dites ternyata ada 1 orang positif COVID-19. Sementara itu di SMP PGRI 20 Duren Sawit ada 266 yang diperiksa ada 21 yang positif COVID-19. "Kalau seperti ini kemungkinan klaster."
Lalu, Budi juga mengatakan bahwa masyarakat harus belajar dengan kondisi seperti ini. Bila ada yang positif COVID-19 maka penanganan tepat agar tidak meluas.
"Kita harus belajar hidup dengan ini. Kita tangani. Risk management mesti bagus. Bukan kemudian kita takut atau menghindari karena kita harus belajar mengajar," kata Budi.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Strategi Penemuan Kasus COVID-19 di Sekolah
Mengingat kondisi COVID-19 mulai terkendali, maka bakal dalam program PTM pemerintah lebih aktif mencari kasus baru COVID-19. Tanpa perlu menunggu ada siswa atau guru yang panas terlebih dahulu bakal dilakukan pemeriksaan tes COVID-19 minimal sebulan sekali.
"Ini namanya strategi yang active case finding, karena udah sedikit kasus COVID-19 jadi kita yang aktif mencari, mengejar 'bola'," kata Budi.
Setelah beberapa sekolah sampling menjalani pemeriksaan PCR dan ada hasil positif beberapa hal perlu dilakukan.
Pada kasus COVID-19 kurang dari 1 persen dari jumlah sampel yang diperiksa maka dilakukan tes di seluruh kontak erat. Semua yang kontak erat dengan orang tersebut dikarantina. PTM tetap berjalan untuk anggota kelas yang tidak terpapar.
Sementara itu, bila 1-5 persen dari sampel terinfeksi alias positif COVID-19 maka semua anggota rombongan belajar tes COVID-19 dites. Namun, PTM tetap berjalan bagi anggota kelas yang tidak terpapar.
Bila kasus COVID-19 di sebuah sekolah lebih dari 5 persen semua anggota sekolah dikarantina. "Sekolah diubah menjadi daring dulu selama 14 hari," kata Budi.
Advertisement