Liputan6.com, Jakarta - Dokter jantung Primaya Hospital Bekasi Barat, Fachmi Ahmad, mengatakan, orang-orang yang malas bergerak alias kaum rebahan berisiko terkena penyakit jantung.
Menurut Fachmi, selain kurangnya aktivitas fisik, pola makan sehari-hari serta merokok bisa memicu jantung menjadi tak sehat. Ujung-ujungnya menderita penyakit jantung.
Fachmi, menjelaskan, kurangnya aktivitas fisik terutama olahraga dapat memicu penyakit jantung karena otot jantung tidak dilatih.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini terjadi karena beberapa perilaku sedentari atau berbagai aktivitas yang tak banyak menimbulkan pergerakan fisik.
“Perilaku sedentari banyak terjadi terutama di masa COVID-19. Anjuran berdiam diri di rumah malah mengubah sebagian orang menjadi manusia santuy atau anak sekarang memberi istilah kaum rebahan,” kata Fachmi dalam seminar daring untuk memeringati Hari Kesehatan Jantung Sedunia pada Rabu, 29 September 2021.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) contoh perilaku sendetari yang dapat memicu penyakit jantung di antaranya:
- Berbaring atau duduk dalam waktu lama, seperti menonton teve, bermain video game, duduk lama di depan komputer.
- Perubahan kebiasaan, misalnya orang pergi ke toko atau toko swalayan yang tak jauh dari rumah dengan menggunakan kendaraan bermotor, bukan jalan kaki.
- Anak-anak pergi ke sekolah dengan diantar menggunakan kendaraan meskipun jaraknya dekat.
Makanan Tak Sehat
Gaya hidup kedua yang tak baik untuk kesehatan jantung adalah terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji dan mengandung lemak jenuh.
“Makanan yang diolah dengan cara digoreng menggunakan minyak dan makanan cepat saji meningkatkan risiko penyakit jantung. Kandungan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol dalam makanan akan mengakibatkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah," katanya.
Selain itu, terlalu banyak garam atau sodium bisa meningkatkan tekanan darah. Makanan yang dianjurkan adalah asam lemak omega-3, omega-6, serat, antioksidan, dan potasium.
“Perbanyak makan buah dan sayur untuk menetralisasi,” kata Fachmi.
Advertisement
Rokok
Gaya hidup berikutnya yang meningkatkan risiko sakit jantung adalah merokok. Sejak dulu, rokok dikenal mengandung berbagai zat yang berbahaya bagi tubuh seperti tar, amonia, nikotin, bahkan bahan bakar pesawat (metanol).
“Di kemasan rokok pun disebutkan bahwa rokok dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung, dan penyakit lainnya," ujarnya.
“Makanya saya selalu menyarankan pasien untuk tidak mengurangi rokok. Kok tidak mengurangi rokok? Iya bukan mengurangi melainkan menghentikan konsumsinya,” Fachmi menekankan.
Infografis Jantung
Advertisement