Liputan6.com, Jakarta Jawa Timur (Jatim) menjadi salah satu provinsi yang berhasil menurunkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ke level 1.Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan strategi penanganan kasus COVID-19 yang dilakukan di wilayahnya.
Khofifah menjelaskan antisipasi yang cepat dan fokus dapat terjadi karena adanya kerja sama dengan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (POLRI).
Kerja sama juga dilakukan dengan 4 ujung tombak yang membantu keberhasilan tracing di Jawa Timur. Keempat ujung tombak itu adalah:
Advertisement
Baca Juga
-Bintara Pembina Desa (Babinsa).
-Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).
-Bidan desa.
-Kepala desa/ lurah.
“Jadi sinergitas adalah salah satu kunci. Selain itu, untuk pemetaan, antisipasi, dan evaluasi rasanya kita harus selalu bersama-sama dalam rangka melindungi masyarakat,” kata Khofifah dalam Virtual Class Liputan6.com, Rabu (29/9/2021).
Situasi Vaksinasi Jatim
Terkait vaksinasi di Jawa Timur, Khofifah menerangkan bahwa setiap daerah memiliki kinerja dan support yang berbeda di setiap daerah.
“Ibu kota (Surabaya) memang mendapat support dari banyak institusi termasuk beberapa lembaga pemerintah pusat sehingga capaian vaksinasi Surabaya dosis satu sudah di atas 100 persen dan dosis dua mungkin 70 persen.”
Selain Surabaya, Kota Mojokerto juga menunjukkan capaian vaksinasi yang baik menurut Khofifah.
“Kota Mojokerto ini luar biasa, hingga sekarang mungkin dosis satunya sudah 125 persen. Namun, ada beberapa daerah yang harus didorong lagi, masih ada yang di bawah 15 persen.”
Setidaknya ada 4 kabupaten yang capaian vaksinasinya masih di bawah 15 persen. Hal ini disebabkan kultur dari daerah tersebut yang tidak cukup mudah menerima vaksinasi, tambah Khofifah.
Advertisement
Komunikasi dengan Bupati
Terkait masalah kultur pada 4 kabupaten, upaya yang telah dilakukan Khofifah adalah melakukan komunikasi dengan satu per satu bupati.
“Saya sudah komunikasikan dengan satu per satu bupati, saya juga bahkan sudah datang di daerah yang capaian vaksinasinya paling rendah.”
Pada saat datang, vaksinasi di daerah tersebut terlihat masif, tapi kondisi sebenarnya hanya dapat dilihat dari data.
“Kalau data vaksin kita tidak bisa lihat hari ini capaiannya berapa, kita dapatnya itu dari laporkan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), baru kita tahu realisasi di lapangan provinsi mana saja yang vaksinasinya dalam kondisi nol,” pungkasnya.
Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah COVID-19
Advertisement