Sukses

Cara Deteksi Long Covid Lewat 6 Menit Jalan Kaki

Berikut cara mengetahui apakah penyintas COVID-19 alami long covid

Liputan6.com, Jakarta - Meski tidak semua penyintas COVID-19 mengalami gejala long covid, tapi sebagian lain bisa mengalami beberapa kondisi yang tidak dialami sebelumnya. Misalnya saat terinfeksi COVID-19 seseorang mengalami gejala batuk dan sesak napas, lalu setelah dinyatakan sembuh, gejalanya masih terus muncul bahkan muncul gejala lain seperti mudah lelah.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Tim Dokter Penanganan COVID-19, dr Wirawan Hambali SpPD, mengatakan, selain pemeriksaan laboratorium, sebenarnya ada salah satu tes yang bisa dilakukan penyintas COVID-19 untuk mengetahui apakah virus sudah merusak organ tubuh, dan ada kemungkinan mengalami long covid.

"Namanya 6 Minutes Walk Distance (berjalan enam menit dengan jarak tertentu) dengan aplikasi dan instruksi khusus," ujarnya dalam acara Media Discussion RSPI belum lama ini.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

2 dari 4 halaman

Cara mengukur

Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah tersebut biasanya mengukur kondisi pasien selama enam menit berjalan dengan menggunakan website atau aplikasi MDCalc (Medical calculators, equations, scores, and guidelines).

Selanjutnya, akan ada instruksi untuk mengisi jenis kelamin, tinggi badan, usia, berat badan saat ini. Kemudian nanti akan keluar kalkulasi berapa lama atau berapa jauh seseorang bisa berjalan dalam batas normal.

"Tinggal sediakan ruangan. Idealnya ruangan 30x30 meter. Nanti dalam waktu enam menit, orang diminta jalan bolak balik. Kalau 10 kali balik, berarti sekitar 300 meter dia harus jalan nggak boleh lari. Tapi jalan cepet silakan. Kalau nggak mampu, hati-hati jangan-jangan ada yang salah dengan tubuh kita," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Pemeriksaan lain

Tentu selain pemeriksaan ini pun, ada pemeriksaan lainnya seperti mengisi kuesioner untuk mengetahui derajat keparahan penyakit atau gejala yang muncul.

"COVID-19 adalah penyakit sistemik, sehingga dampak akut dankronis yang ditimbulkan oleh virus ini dapat mengenai keseluruhanorgan dan sistem di dalam tubuh penderitanya. Keberadaan Post-Covid Syndrome dapat menurunkan derajat kesehatan dan kualitas hidup penderita secara signifikan," katanya.

"Mempertimbangkan tingginya kejadian Post-Covid Syndrome, maka perlu dilakukan deteksi dan identifikasi dini terhadap keberadaankondisi ini pada setiap pasien pasca COVID-19. Dan setiap orang memiliki peran penting dalam penanganan Post-Covid Syndrome, baik secara sosial, finansial, dan spiritual," Wirawan menambahkan.

4 dari 4 halaman

Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19