Liputan6.com, Jakarta - Diare secara umum merupakan penyakit yang umum dialami hampir semua orang ketika sering buang air besar (BAB) hingga lebih dari tiga kali dalam sehari atau tinja menjadi lebih cair.
Diare jelas tidak berbahaya dan dapat sembuh dalam beberapa hari. Beda halnya dengan diare kronis yang dapat mengancam nyawa.
Baca Juga
Melansir Health pada Sabtu, 2 Oktober 2021, diare kronis didefinisikan sebagai diare yang berlangsung lebih dari empat minggu atau datang dan pergi secara teratur dalam jangka waktu yang lama, seperti enam bulan.
Advertisement
Diare kronis ini bisa sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Dan, diare kronis biasanya dapat menjadi gejala dari penyakit tertentu.
Gejala Diare Kronis
Gejala umum dari diare kronis ini hampir sama dengan diare pada umumnya, yaitu buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek, dorongan untuk buang air besar, dan berlangsung selama empat minggu.
Ahli gastroenterologi di Cleveland Clinic, Christine Lee, mengatakan bahwa gejala lainnya yang menyertai diare ini pun bisa bervariasi tergantung penderitanya.
Umumnya gejala lain tersebut meliputi:
- Kram atau nyeri di perut
- Kebutuhan mendesak untuk menggunakan kamar mandi
- Kehilangan kontrol usus
- Terdapat darah dalam tinja, bisa dalam bentuk darah segar yang berwarna merah, tinja bercampur darah, atau berwarna hitam
- Demam
Advertisement
Penyebab Diare Kronis
Sama seperti diare akut yang dapat disebabkan beberapa hal, ada juga banyak penyebab potensial untuk diare kronis. Untuk menyederhanakan, Dr Lee membagi penyebabnya menjadi enam kategori berbeda:
1. Penyakit radang usus
Penyakit radang usus adalah bentuk gangguan autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh Anda menyerang dirinya sendiri. Salah satu alasan paling umum orang mengalami diare kronis, dan sebenarnya terdiri dari lebih dari satu penyakit.
Peradangan yang dihasilkan menyebabkan sering diare, dan juga dapat menyebabkan sakit perut, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan , kelelahan, dan tinja berdarah.
2. Sindrom iritasi usus
Tidak seperti penyakit radang usus, sidrom iritasi usus tidak memiliki penanda yang jelas yang dapat diuji dokter. Akan didiagnosis berdasarkan gejala, termasuk sering diare. Anda juga mungkin mengalami sakit perut dan kembung, atau melihat lendir di tinja Anda.
3. Infeksi
Infeksi jangka panjang dapat menyebabkan diare kronis. Diare infeksius dapat disebabkan virus, bakteri, atau parasit.
Penyebab Diare Kronis
4. Iskemia
Menurut American College of Gastroenterology, iskemia usus kecil adalah sekelompok kondisi yang mengurangi aliran darah ke usus kecil. Ketika usus tidak mendapatkan aliran darah yang cukup, hal itu dapat menyebabkan diare yang mendesak karena mengganggu fungsi usus besar.
Iskemia yang parah dapat berubah menjadi kolitis iskemik yang menyebabkan radang usus besar dan dapat menyebabkan bisul.
5. Diare iatrogenik
Diare ini merupakan diare yang terjadi karena efek samping dari obat-obatan. Bahkan obat-obatan yang kita konsumsi sepanjang waktu, seperti ibuprofen, dapat menyebabkan diare, seperti halnya statin, yang digunakan untuk kolesterol dan antibiotik.
Jika seseorang peka terhadap efek samping dan rutin mengonsumsi obat yang dapat menyebabkan diare, diarenya bisa menjadi kronis.
6. Intoleransi makanan
Orang dengan intoleransi dan kepekaan makanan dapat menyebabkan diare kronis, contohnya penderita penyakit seliak.
Penyakit seliak adalah gangguan autoimun, gejalanya bisa muncul seperti intoleransi makanan. Orang dengan penyakit seliak bereaksi buruk terhadap gluten, sehingga ketika mereka makan makanan yang mengandung gandum, mereka bisa mendapatkan gejala seperti kembung, sakit perut, dan diare kronis.
Reporter: Lianna leticia
Advertisement