Liputan6.com, Jakarta Terkait pencemaran parasetamol dengan konsentrasi tinggi di Teluk Jakarta, Pakar Teknologi Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Enri Damanhuri menyoroti pengolahan limbah farmasi.
Adanya temuan parasetamol ini mencuat sebagaimana studi berjudul Konsentrasi Tinggi Paracetamol di Wilayah Perairan Teluk Jakarta. Studi tersebut dilakukan tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan University of Brighton, Inggris.
Advertisement
Baca Juga
"Parasetamol kan dipakai di mana-mana sebagai obat. Soal pencemaran parasetamol yang ketangkep (terdeteksi) bisa banyak (faktor) kemungkinan. Pertama, dari masyarakat atau penduduk. Mereka juga banyak menggunakan, sehingga keluar dari air limbah," jelas Enri kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Selasa (5/10/2021).
"Kedua, sektor (perusahaan/industri) farmasi. Mereka juga mengeluarkan air limbah industrinya. Mungkin di situ termasuk parasetamol dan sebagainya."
Yang menjadi fokus permasalahan, lanjut Enri, adalah setiap air limbah harus diolah sesuai standar. Ini bertujuan agar kandungan logam berat tidak melebihi ambang batas ketika dibuang.
"Karena harus diolah ya mesti sesuai standar. Misalnya, Oh, supaya logam berat tidak lebih, maka digunakan pengolahan kategori tertentu," terangnya.
"Ini juga termasuk (pengolahan limbah) obat-obatan dan bahan kimia."
Pengolahan Limbah Domestik
Enri Damanhuri menambahkan, kemungkinan terdeteksinya parasetamol di Teluk Jakarta dari obat yang dibuang, lalu terbawa air hujan.
"Instalasi pengolahan limbah domestik mungkin di negara berkembang, obat dibuang, lalu tergilas air hujan, misalnya, bisa saja terjadi," tambahnya.
Di sisi lain, Enri membandingkan dengan pengolahan limbah di negara-negara industri. Di sana, pengolahan limbah dinilai sudah baik. Di negara-negara industri pun penelitian terkait pencemaran limbah, termasuk obat-obatan juga dilakukan.
"Kalau di negara industri, pengolahannya sudah bagus. Sementara itu, di kita mungkin saja di sektor industri sudah bagus, tapi di bagian domestik air limbah, pengolahannya bisa masuk septic tank dan sebagainya," tutup Enri.
"Di negara industri tahun 2015 sudah mulai concern (penelitian limbah), sehingga banyak melakukan analisa di laut dan sebagainya, termasuk limbah spesifik seperti obat-obatan."
Advertisement