Sukses

Budi Gunadi Sadikin Curhat Momen Tersedih Selama Jadi Menkes

Momen tersedih Budi Gunadi Sadikin selama jadi Menteri Kesehatan (Menkes).

Liputan6.com, Jakarta Tepat 10 bulan Budi Gunadi Sadikin menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia, penanganan pandemi COVID-19 perlahan-lahan mengalami perbaikan. Namun, di balik kerja keras sosok yang berkiprah lama di perusahaan plat merah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, momen tersedih sempat dialaminya.

Bagi Budi Gunadi, momen tersedih itu bisa dikatakan titik terendah (low points) kala berjibaku menangani COVID-19. Hal itu ia alami pada saat gelombang kedua (second wave) COVID-19 melanda Tanah Air pada Juli 2021.

Ketika gelombang kedua COVID-19, pasien COVID-19 membludak di berbagai rumah sakit. Rumah sakit penuh, antrean mengular di Instalasi Gawat Darurat (IGD), pasokan oksigen kurang hingga kelangkaan obat.

"Low points saya itu di bulan Juli 2021. Saya harus tidur jam 1, jam 2 (dini hari). (Tidak bisa tidurnya) bukan karena apa-apa, gara-gara terima WhatsApp banyak sekali yang minta bantuan akses ke rumah sakit," tutur Budi Gunadi dalam gelaran forum inspiratif Indonesia Knowledge Forum (IKF) X - 2021 pada Kamis, 7 Oktober 2021.

"Dan it's very depressing moment (itu momen sangat menyedihkan). Ya, kita sudah bantu sebagai Menteri Kesehatan, sudah paling tinggi, semua rumah sakit kita sudah akses..."

Sembari jeda sejenak, Budi Gunadi yang dilantik jadi Menkes sejak Desember 2020 melanjutkan curahan hatinya. Saking banyak permintaan bantuan yang masuk, ia kerap ketiduran karena kelelahan dan tidak sempat membalas pesan.

"Kadang-kadang fisik kita sudah capek, enggak tahan, sampai malam ditinggal tidur (ketiduran). Bangun pagi sudah ada 10 (orang) yang minta. Kita jawab, Pak/Bu, ini kasih ke sini (rumah sakit), kita bagi,"

"Mungkin 2 atau 3 jam (mereka balas), Waduh terima kasih, Pak Menkes, tapi mohon maaf (yang bersangkutan) sudah meninggal sebelum dapat akses (rumah sakit). Jadi, sedih juga kadang-kadang dengan kekuasaan (jabatan) yang ada, enggak bisa bermanfaat buat sesama manusia."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

2 dari 3 halaman

Pencapaian Tertinggi bagi Menkes Budi Gunadi

Selain titik terendah, Budi Gunadi Sadikin juga mengungkapkan penetapan pencapaian tertinggi (high points). Menurutnya, pencapaian tertinggi dirasakannya tatkala dirinya tidak lagi mendapat caci maki.

Namun, Menkes Budi menyadari, sebagai pejabat pemerintah, hal itu menjadi keniscayaan. Padahal, kerja kerasnya sebagai Menkes demi meredam gelombang kedua COVID-19 menunjukkan hasil baik.

Sejumlah strategi diterapkan, mulai peningkatan kapasitas tempat tidur rumah sakit menjadi tempat tidur khusus COVID-19, impor obat-obatan, serta kecukupan kebutuhan oksigen medis dalam negeri.

Upaya di atas juga diiringi kebijakan Pemerintah dengan penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, yang berlanjut PPKM berlevel.

"Kalau kita enggak dicaci maki saja itu high points. Tapi ya sebagai pejabat publik, apapun yang kita lakukan dicaci maki. Kalau kitanya tahan, istri dan keluarga belum tentu tahan, sabar. Whatever we do, pasti banyak salah," curhat Budi Gunadi.

"Kayak kemarin oksigen kurang, obat kurang, vaksinasi pelan (dikritik/dicaci maki). Jadi, saya turunkan ekspektasi. Kalau vaksinasinya sudah lumayan berhasil dan lumayan cepat, sudah enggak ada yang caci maki, itu sudah pujian, sudah bagus kerjaan kita berarti."

3 dari 3 halaman

Infografis Ayo Jaga Diri dan Kelola Stres Saat Pandemi Covid-19