Liputan6.com, Jakarta Bacillus Calmette–Guérin (BCG) merupakan salah satu vaksin atau imunisasi yang wajib diberikan pada anak. Reaksi yang muncul pada tubuh anak pun beragam usai melakukan vaksin BCG. Lalu, apa saja ya reaksi yang berpotensi muncul?
Menurut World Health Organization (WHO), tempat penyuntikan BCG yang dianjurkan ialah pada daerah lengan atas bagian kanan. Setelah penyuntikan, reaksi yang mungkin muncul berupa bisul atau luka bernanah. Dalam kondisi tersebut, orangtua tidak perlu panik atau khawatir.
Baca Juga
Hal tersebut disebabkan oleh vaksin BCG yang mengandung bakteri hidup. Sehingga reaksi dari penyuntikannya akan menyerupai infeksi alamiah. Dimana tubuh anak akan memberikan respons imun dan membentuk bisul.
Advertisement
"Kadang memang bisa terjadi (muncul bisul dan bernanah). Lakukan kontrol kembali pada dokter yang memberikan vaksinasi," ujar dokter spesialis anak Prof. Hinky Hindra Irawan Satari melalui pesan singkat pada Health Liputan6.com, Rabu (13/10/21).
Hinky turut menjelaskan bahwa kondisi bisul dan nanah yang muncul usai melakukan vaksin BCG biasanya akan sembuh sendiri. Namun jika orangtua khawatir dan tidak tahu harus berbuat apa, mengonsultasikan hal tersebut pada dokter bisa dijadikan pilihan.
Vaksin BCG sendiri merupakan vaksin yang berisi kuman Mycobacterium bovis yang telah dilemahkan. BCG berfungsi untuk memberikan perlindungan pada tuberkulosis (TB) berat dan radang otak akibat TB.
Melansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), lokasi munculnya bisul berada pada tempat di mana vaksin disuntikan yakni pada lengan kanan anak. Namun, penyuntikan juga sebenarnya mungkin dilakukan pada area lain seperti paha.
"Yang penting disuntik secara intrakutan," ujar Hinky.
Jangka waktu munculnya reaksi
Awalnya, bekas suntikan akan mengalami kemerahan yang akan diikuti oleh bisul berisi nanah. Bisul tersebut nantinya akan mengering dan menimbulkan jaringan parut.
"Jika anak belum pernah terpapar oleh kuman TB, maka reaksi bisul BCG terjadi dalam kurun waktu 2 sampai 12 minggu (paling sering antara 4 sampai 6 minggu)," ujar dr. Natharina Yolanda dalam laman IDAI.
Namun, apabila reaksi munculnya bisul terjadi kurang dari 1 minggu, maka kemungkinan besar bayi atau anak sudah pernah terpapar oleh kuman TB sebelumnya. Sehingga membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Reaksi tersebut disebut dengan reaksi cepat BCG atau accelerated BCG reaction.
"Jika tidak terbentuk bisul, bukan berarti vaksin BCG gagal atau tidak terbentuk proteksi sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan walaupun bisul atau jaringan parut tidak terbentuk," kata Natharina.
Terlebih, tidak perlu adanya tindakan khusus oleh orang tua terkait bisul yang muncul. Namun bayi perlu dibawa ke dokter jika memang terjadi bengkak yang hebat, disertai dengan demam tinggi, nanah yang banyak atau penyuntikan yang tidak steril.
Advertisement