Liputan6.com, Jakarta Posisi seks ini bagi sebagian besar pasangan mungkin penuh kenikmatan. Namun, di balik itu semua ada risiko yang membahayakan.
Seorang dokter di Tiktok berbagi posisi seks yang paling berbahaya yang bisa berakhir di rumah sakit.
Baca Juga
"Ini adalah posisi seks paling berbahaya menurut sains dan menjadi penyebab 50 persen patah penis,"Â kata Dr Karan Raj dalam sebuah video di TikTok dikutip dari iflscience.
Advertisement
Menurut Raj, apabila gerakan kedua insani yang sedang bergejolak tidak sinkron, posisi seks tersebut bisa membuat patah penis atau masalah lain yang mengerikan.
Inilah dua posisi seks berbahaya tersebut.
Â
1. Cowgirl Terbalik
Raj mengklaim bahwa posisi cowgirl terbalik adalah posisi paling berbahaya, dan menjadi penyumbang terbesar kasus penis yang patah. Namun, penelitian tidak cukup mengatakan itu.
Pada posisi koboi terbalik ini, wanita berada di atas dengan posisi terbalik alias membelakangi wajah pria.
Dalam studi yang dipublikasikan di Advances in Urology, pasien yang datang ke tiga rumah sakit darurat antara tahun 2000 dan 2013 dengan dugaan patah tulang penis ditanya tentang gejala, mekanisme trauma, posisi seksual mereka saat itu terjadi, serta tindak lanjut.
Dari setengah pasien, mengaku mendengar suara retakan dan rasa nyeri saat mencoba posisi seks satu ini.
Studi ini menemukan bahwa dari patah tulang penis, hubungan heteroseksual adalah penyebab paling umum yakni sekitar 66,7 persen, diikuti manipulasi penis (14,3 persen) diikuti oleh hubungan homoseksual (9,5 persen), dan 9,5 persen memilih untuk tidak mengungkapkan bagaimana hal itu terjadi.
Dari mereka yang mengalami cedera penis selama hubungan heteroseksual, 50 persen terjadi saat wanita berada di atas.
Â
Advertisement
2. Doggy Style Â
Ini adalah kasus paling berbahaya berikutnya, dengan 28,6 persen pasien melaporkan saat berada di posisi ini mendengar suara yang menakutkan, 21,4 persen berada di atas diri mereka sendiri pada saat itu.
Sementara itu, 92,9 persen pasien melaporkan bahwa mereka melakukan hubungan seks vaginal pada saat cedera, dan tujuh persen melaporkan anal.
Dalam hubungan homoseksual, setengah dari pasien melaporkan bahwa pasangan mereka berada di atas, dan setengahnya lagi melakukan doggy style. Sekali lagi, tidak ada referensi untuk cowgirl terbalik di sini.
Jadi, mengapa cedera lebih mungkin terjadi ketika wanita berada di puncak dalam hubungan heteroseksual?
"Hipotesis kami adalah bahwa ketika wanita di atas, dia biasanya mengontrol gerakan dengan seluruh berat tubuhnya mendarat di penis yang ereksi, tidak dapat menghentikannya ketika penis mengalami penetrasi yang salah, karena bahayanya biasanya kecil pada wanita dengan penetrasi yang salah," tulis para penulis dalam penelitian.
"Sebaliknya, ketika pria mengendalikan gerakan, dia memiliki peluang lebih baik untuk menghentikan energi penetrasi sebagai respons terhadap rasa sakit yang terkait dengan kerusakan penis, meminimalkannya," lanjutnya.
Namun, tim mencatat bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya memastikan penyebab patah tulang, mengingat sifat cederanya.
"Informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan patah tulang penis selalu diperoleh dari cerita yang pasien kepada dokter mereka. Mengingat keintiman dan tabu kehidupan seksual pasien, sementara seperempat lebih suka menghilangkan detail, banyak pasien mungkin tak mau menceritakan kebenarannya," katanya.
Infografis Semua Vaksin Covid-19 Program Nasional Gratis, Laporkan bila Berbayar
Advertisement