Sukses

Berkaca Pada Tukul Arwana, Apa Penyebab dan Cara Penanganan Pendarahan pada Otak

Spesialis Bedah Saraf Omni Hospitals Pekayon, dr. Zainy Hamzah, Sp.BS mengatakan bahwa pendarahan pada otak itu adalah salah satu serangan penyakit stroke. Hal itu disebabkan karena pembuluh darah pecah pada otak.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini publik dikejutkan oleh berita presenter sekaligus pelawak Tukul Arwana mengalami pendarahan otak dan membuatnya dirawat secara intensif di rumah sakit. 

Berita ini menjadi heboh karena sebelumnya Tukul terlihat sehat - sehat saja dan masih menjadi membawakan acara beberapa hari lalu. Lantas, apa yang sih pendarahan pada otak itu dan bagaimana cara penanganannya. 

Menurut Spesialis Bedah Saraf Omni Hospitals Pekayon, dr. Zainy Hamzah, Sp.BS mengatakan bahwa pendarahan pada otak itu adalah salah satu serangan penyakit stroke. Hal itu disebabkan karena pembuluh darah pecah pada otak. 

"Pendarahan pada otak itu serangan penyakit stroke. Ada dua jenis stroke bisa menyerang. Pendarahan dan penyumbatan. Nah, untuk kasus perdarahan pada otak itu karena pembuluh darah pecah akibat dari berkurangnya daya elastisitas dari pembuluh darah tersebut," ujar dr. Zainy Hamzah saat dihubungi Liputan6, Rabu (6/10/2021).

Mengenai hal itu, lanjut dr. Zainy Hamzah, bahwa ketika pembuluh darah itu pecah, darah akan menekan area otak. Alhasil, otak akan rusak bahkan bisa membuat pasien tak sadarkan diri tergantung dimana area otak yang terkena dan volume perdarahan yang terjadi. 

Ia menerangkan bahwa salah satu penyebab terjadinya stroke adalah faktor usia. Soalnya, saat usia semakin tua, daya elastis pada dinding pembuluh darah semakin berkurang. Hal itu bisa menjadi pemicu datangnya stroke. 

"Karena penumpukan plak kolesterol di dalam pembuluh  darah maka terjadi pengurangan daya elastis pembuluh darah, serta dan hal itu bisa memicu stroke datang saat tekanan darah melonjak," ujar dr. Zainy Hamzah.

Selain itu, lanjut dr. Zainy Hamzah penyebab lainnya adalah adanya kelainan bentuk pembuluh darah pada pasien. Penyebab ini tidak hanya menyerang orang yang sudah tua, namun usia muda juga bisa terserang. 

"Jika ada kelainan pada pembuluh darah biasanya pembuluh darah akan seperti bisul pada ban yang bisa mengakibatkan pecah dan terjadi pendarahan," tutur Dr. Zainy.

dr. Zainy menegaskan bahwa pasien dengan usia 45 tahun perlu mewaspadai penyebab stroke ini. Pasalnya, menurutnya jika terjadi serangan stroke, besar kemungkinan otak tidak seoptimal sebelumnya. 

Bersifat Dadakan

dr. Zainy melanjutkan bahwa penyakit stroke ini bersifat dadakan. Tidak ada gejala awal seperti penyakit pada umumnya. Sebagai contoh penyakit tumor yang memiliki gejala kepala pusing hebat. 

"Tetapi untuk pasien yang memiliki kelainan pembuluh darah, gejala kecil bisa dirasakan, seperti nyeri kepala yang datang secara tiba-tiba," ujar dr. Zainy. 

Mengenai stroke, dr. Zainy mengimbau agar masyarakat mengubah pola hidup dengan mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga. 

dr. Zainy juga memaparkan untuk mengetahui gejala awal seseorang terkena stroke yaitu mengenali FAST. 

  1. F artinya face. Ketika wajah seseorang mencong sebelah itu bisa menjadi tanda penyakit stroke. 
  2. A artinya arm. Ketika seseorang memiliki kesulitan dalam menggunakan tangan dan kaki, bisa jadi itu gejala stroke. 
  3. S artinya speed. Ketika seseorang berbicara dan orang tersebut aneh atau tidak tersusun kata - kata yang benar bisa jadi itu gejala awal stroke. 
  4. T artinya time. Penyakit stroke datang secara tiba - tiba dan tidak memiliki gejala yang signifikan. 

"Jika memiliki gejala awal tersebut, orang tersebut segera dibawa ke dokter. Pasalnya, dokter hanya memiliki waktu tindakan 8 jam atau biasa kita sebut golden time untuk pasien stroke," ujar dr. Zainy. 

Untuk upaya penanganan pasien stroke, dr. Zainy menjelaskan dibutuhkan pengecekan berkala, seperti penggunaan Digital Subtraction Angiography (DSA). Teknik itu teknik untuk memvisualisasi aliran pembuluh darah, DSA dilakukan pada pembuluh darah otak untuk mendapatkan gambaran dari pembuluh darah di otak, seperti misalnya memastikan adanya kelainan, penyumbatan, atau perdarahan di otak.

"Apabila ditemukan adanya kelainan pada aliran pembuluh darah, maka ada upaya tindakan selanjutnya biar pembuluh darah lancar. Waktu itu tidak lama karena ketika otak kekurangan oksigen otak bisa cepat rusak," tutur dr. Zainy.

Selain itu untuk mengatasi aneurisma sampai tuntas, ada pula tindakan coiling, yaitu tindakan operasi dengan memasukkan semacam kawat ukuran micro ke dalam aneurisma sampai benjolan terisi penuh dengan kawat dan dapat menyumbat sobekan pembuluh darah yang pecah tadi, sehingga pendarahan di otak dapat berhenti. 

dr. Zainy menyarankan jika seseorang terkena penyakit stroke segera dibawa ke rumah sakit terdekat yang memiliki spesialis bedah saraf. 

"Saya sangat menyarankan ya, ketika seseorang kena gejala stroke segera bawa ke rumah sakit terdekat yang ada spesialis bedah saraf. Jangan pilih-pilih dokter atau pilih-pilih rumah sakit. Soalnya, penyakit itu perlu ditangani dengan cepat," tutup dr. Zainy.

Untuk informasi lebih lanjut dan daftar konsultasi dengan dr. Zainy Hamzah, Sp.BS (Dokter Spesialis Bedah Saraf OMNI Hospital Pekayon), dapat menghubungi 0821-3486-6442 (Yudha).

 

(*)