Sukses

Alasan Mengapa Mimpi Mungkin Baik Untuk Kesehatan Anda

Fenomena mimpi selain menarik juga ternyata bermanfaat untuk kurangi kerentanan terhadap penyakit Alzheimer, bagaimana caranya?

Liputan6.com, Jakarta - Dokter telah memperingatkan selama bertahun-tahun tentang dampak tidak sehat dari kurang tidur. Dari mengantuk, emosi yang tidak stabil hingga peningkatan risiko demensia. Sekarang, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa satu jenis tidur tertentu mungkin sangat penting terkait kemampuan otak merespons situasi stres.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience menemukan bahwa orang yang menghabiskan waktu dalam siklus tidur Rapid Eye Movement (REM) atau fase mimpi memiliki aktivitas otak terkait rasa takut yang lebih rendah ketika dikejutkan dengan sengatan listrik ringan di hari berikutnya.

Temuan ini menunjukkan bahwa mengalami fase REM yang cukup sebelum diterpa pengalaman menakutkan, dapat menurunkan kerentanan orang mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD), menurut hipotesis penulis penelitian tersebut.

Penelitian ini bukan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa tidur REM memberikan manfaat unik. Dilansir Time, Selasa (26/10/2021), beberapa ahli bahkan percaya bahwa sebenarnya tidak bermimpi menyebabkan banyak masalah kesehatan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 6 halaman

Apa yang Terjadi Selama Tidur REM?

Tidur melibatkan lima fase berbeda yang dilalui otak dan tubuh beberapa kali di malam hari. Empat fase pertama melibatkan transisi dari tidur dangkal ke dalam, sedangkan fase kelima, tidur REM, melibatkan aktivitas otak yang meningkat dan mimpi yang jelas.

Tahap tidur REM cenderung relatif singkat selama dua pertiga pertama malam karena tubuh memprioritaskan tidur gelombang lambat yang lebih dalam. Karena periode tidur REM yang lebih lama hanya terjadi pada jam-jam terakhir tidur (di pagi hari bagi kebanyakan orang).

Fase tidur ini bisa terputus jika tidur kurang dari tujuh atau delapan jam, kata psikolog Rubin Naiman, seorang spesialis tidur dan mimpi di University of Arizona Center for Integrative Medicine dan penulis ulasan terbaru tentang mimpi yang diterbitkan dalam Annals of the New York Academy of Sciences.

Selama tidur REM, ada lebih banyak aktivitas di daerah memori visual, motorik, emosional, dan otobiografi otak, kata psikolog Matthew Walker. Namun, ada juga penurunan aktivitas di wilayah lain, seperti yang terlibat dalam pemikiran rasional. Oleh karena itu, mimpi bisa jadi sangat jelas, tetapi sering kali tidak masuk akal.

3 dari 6 halaman

Apa yang terjadi ketika Anda bermimpi?

Ada perdebatan di antara ilmuwan; beberapa percaya bahwa mimpi hanyalah produk dari neuron acak yang menyala saat tidur, sebagian percaya bahwa mimpi merupakan sesuatu yang lebih. Lebih dalam artian seperti kumpulan data yang membantu otak memisahkan ingatan penting dari yang tidak penting atau cara bagi orang untuk mempersiapkan diri untuk tantangan dan bermain melalui skenario yang berbeda di kepala mereka.

Naiman menggambarkan otak sebagai usus kedua saat tidur REM karena perannya sebagai pencerna semua informasi yang dikumpulkan pada hari itu. "Segala sesuatu yang kita lihat, setiap percakapan yang kita miliki, dikunyah dan ditelan dan disaring saat kita bermimpi, dan dikeluarkan atau diasimilasi," katanya.

4 dari 6 halaman

Apa manfaat kesehatan dari tidur REM?

Beberapa penelitian dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa tidur REM dapat memengaruhi seberapa akurat orang dapat membaca emosi dan memproses rangsangan eksternal. Penelitian Walker, misalnya, telah menunjukkan bahwa orang yang mencapai tidur REM saat tidur siang lebih mampu menilai ekspresi wajah sesudahnya daripada mereka yang tidur siang tanpa mencapai REM.

Walker dan rekan-rekannya juga menemukan bahwa orang yang melihat gambar emosional sebelum tidur nyenyak cenderung tidak memiliki reaksi kuat terhadap gambar yang sama keesokan harinya, dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur nyenyak. "Saya menganggap mimpi sebagai terapi semalam," kata Walker. “Ini memberikan balsem menenangkan malam hari yang menghilangkan pengalaman emosional kita sehingga kita merasa lebih baik keesokan harinya.”

Sebagai tambahan, penelitian terbaru dari Rutgers University menunjukkan bahwa kualitas tidur seseorang sebelum peristiwa traumatis dapat berperan dalam bagaimana otak bereaksi terhadap situasi menakutkan. "Semakin banyak REM, semakin lemah efek terkait rasa takut," tertulis dalam penelitian tersebut.

Para peneliti tidak yakin mengapa hal ini terjadi. Namun, bagian otak yang mengeluarkan norepinefrin selama terjaga dan tidur nonREM akan beristirahat selama tidur REM.

5 dari 6 halaman

Manfaat Lain

Studi lain menunjukkan bahwa tidur REM mungkin penting karena alasan lain, tetapi ada lebih sedikit bukti manfaat langsung dan spesifik REM di area ini. Dalam ulasannya baru-baru ini, Naiman menulis bahwa bermimpi memiliki efek pada memori dan suasana hati. Mengutip penelitian yang menghubungkan kualitas tidur REM yang buruk dengan kondisi seperti penyakit Alzheimer dan depresi.

Bukti ekstensif menunjukkan bahwa tidur nonREM juga tampaknya masih membawa sebagian besar manfaat kesehatan, termasuk mengatur aliran darah dan kadar glukosa darah, serta membersihkan plak terkait Alzheimer dari otak.

"Tidur REM mungkin memiliki fungsinya sendiri, tetapi sebgaian besar penelitian masih berfokus pada manfaat restoratif dan sangat penting dari fase lainnya," kata Walker.

 

Penulis: Anastasia Merlinda

6 dari 6 halaman

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19