Liputan6.com, Jakarta - Disadari atau tidak, beberapa dari kita cenderung mengabaikan atau denial terhadap perasaan negatif yang muncul. Padahal, menerima adanya perasaan yang datang bisa menjadi sinyal untuk memberitahu diri sendiri bahwa harus ada hal yang diselesaikan lho.
"Beberapa dari kita memilih untuk denial, menolak untuk mengubah cara hidup mereka. Bahkan, membangun mental block daripada mencoba beradaptasi, inilah yang dapat berkembang menjadi kemarahan," ujar International Certified Life Coach Rany Moran dalam workshop Resilience ditulis Rabu, (27/10/21).
Baca Juga
Sehingga seringkali yang terjadi justru kita menolak untuk menerima perubahan yang terjadi dan terus menerus memertanyakan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pandangan terhadap dunia pun kian diuji dan seseorang cenderung mulai memertanyakan pilihan hidupnya.
Advertisement
Kebiasaan untuk memendam perasaan tersebutlah yang sebenarnya dapat berujung pada kemarahan dikemudian hari. Rasa dendam pun berpotensi untuk terus tertanam dalam diri, yang sewaktu-waktu bisa meledak pada situasi tertentu.
"Perasaan itu bukanlah tanda kelemahan, dan kita harus memiliki kemauan untuk learn and keep growing. Berhenti menekan perasaan Anda dengan mengatakan ke diri sendiri harus kuat apapun itu juga," katanya.
"Perasaan kita itu sinyal awal yang memberitahu bahwa ada sesuatu yang tidak benar di dalam diri kita yang harus diatasi, baik secara fisik ataupun mental," Rany menambahkan.
Menurut Rany, bila Anda memutuskan untuk menekan perasaan, maka perasaan yang belum terselesaikan tersebut akan bertumbuh dan muncul dengan cara lain yang menghambat kemajuan diri sendiri.
Ia pun mengingatkan bahwa seberapa keras pun manusia mencoba, kita tidak bisa untuk mengubah apa yang telah lewat.
Izinkan diri sendiri untuk merasa
Dalam kesempatan yang sama, Rany mengungkapkan bahwa menerima dan mengizinkan diri sendiri untuk merasakan perasaan merupakan langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menjadi lebih baik.
"Untuk bisa menavigasi dan mengatasi perasaan ini, kita pertama-tama harus mengizinkan diri kita untuk mengakui perasaan-perasaan yang muncul. Biarkan diri Anda untuk berduka, kita semua telah mengalami berbagai bentuk kehidupan," ujar Rany.
Setelah semua rasa sakit sudah dikeluarkan, seseorang dinilai baru bisa berpikir dengan lebih jernih, lebih fokus, dan dapat mengendalikan kembali hidupnya sendiri.
Tak hanya itu, dengan cara-cara tersebut pun, secara tidak langsung, Anda juga telah memberikan ruang untuk memprioritaskan ulang apa yang perlu dilakukan untuk menjadi pribadi lebih baik.
Advertisement