Sukses

Ingin Tampil Menarik dengan Gigi Gingsul Buatan, Amankah? Ini Kata Dokter

Tren gigi gingsul buatan tengah jadi bahan perbincangan di Twitter. Di Jepang, tren ini disebut yaeba sejak 2011.

Liputan6.com, Jakarta Tren gigi gingsul buatan tengah jadi bahan perbincangan di Twitter. Menanggapi tren ini, dokter gigi Belinda Chandra Hapsari menjelaskan bahwa pembuatan gigi gingsul dapat dilakukan dalam beberapa teknik. Ada yang bersifat sementara, ada pula yang permanen.

“Kalau yang bersifat sementara itu bisa menggunakan bahan gigi palsu yang bisa ditempel atau bisa juga dengan teknik pelapisan seperti veneer, jadi membentuk gigi taring yang lebih panjang daripada aslinya,” kata Belinda kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Jumat (29/10/2021).

Sedang, pembuatan gigi gingsul permanen bisa dengan menggunakan perawatan kawat gigi. Namun, untuk mendapatkan gingsul permanen memang prosesnya lebih lama dari yang bersifat sementara.

2 dari 4 halaman

Aman atau Tidak?

Mereka yang ingin memiliki gigi gingsul berharap dengan membuat tiruannya, bisa menambah kesan estetik dan manis ketika tersenyum.

Lalu, bagaimana dari sisi keamanan bagi pasien?

“Kalau secara jujur aman atau tidak, 50:50 karena dalam proses pembuatannya sendiri mungkin memerlukan pengikisan email, nah email ini lapisan gigi yang tidak bisa beregenerasi sehingga sekalinya dikikis ya sudah habis.”

Jadi, lanjutnya, pemasangan gigi gingsul yang sementara pun sebetulnya adalah komitmen seumur hidup. Pasalnya, jika sudah bosan dan memutuskan untuk melepas gigi gingsul buatan maka gigi yang asli akan terasa ngilu.

Rasa ngilu diakibatkan lapisan email yang sudah dikikis sebelumnya, maka pelapisan gigi setelah pelepasan gingsul buatan perlu dilakukan agar gigi tidak ngilu.

3 dari 4 halaman

Tak Boleh Main-Main

Lebih lanjut, Belinda mengingatkan bahwa pembuatan gigi gingsul ini tak boleh main-main karena jika dipasang sembarangan maka akan menimbulkan cedera pada bibir.

“Harus dipastikan bahwa gigi gingsul buatan itu tidak akan menggigit bibir pasien. Pemasangan gingsul biasanya di gigi atas, perlu dipertimbangkan hubungan dengan bibir bawah itu seperti apa.”

“Jangan sampai ketika pasien ngomong atau makan, bibir bawah malah tidak sengaja tergigit akhirnya terjadi sariawan.”

Selain itu, perlu diperhatikan pula titik kontak antara gigi atas dan gigi bawah. Jika titik kontak berubah setelah dipasang gigi gingsul, maka ketika makan, beban kunyah pada gigi gingsul bisa lebih besar dan membuatnya patah atau menimbulkan rasa sakit pada persendian rahang.

4 dari 4 halaman

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi COVID-19