Liputan6.com, Jakarta Seiring berjalannya waktu, hubungan percintaan nampak semakin sulit untuk dibangun. Mengetahui bagaimana orangtua Anda bertemu kala itu, mungkin jadi hal yang menyadarkan kita betapa zaman telah ikut mengubah pandangan para individu pada sebuah hubungan percintaan saat ini.
Melansir laman Elite Daily, hal itu termasuk pada gaya pendekatan yang berbeda pula. Logan Ury, seorang direktur ilmu hubungan pada sebuah aplikasi kencan Hinge mengungkapkan bahwa 51 persen penggunanya mengalami FODA (Fear of Dating Again).
Baca Juga
Namun, apakah kira-kira yang berperan dalam kondisi tersebut? Budaya hubungan percintaan yang berbeda, teknologi, atau ketidakmampuan dalam menciptakan hubungan yang nyata dan terbuka? Berikut penjelasannya.
Advertisement
1. Ekspektasi pada kesempurnaan
"Harapan atau ekspektasi kita menjadi lebih tinggi saat ini karena kita dibanjiri oleh gambaran terkait kesempurnaan dalam hubungan dari TV, film, iklan, dan media sosial. Kita mengharapkan kesempurnaan dan jika tidak ditemukan, maka kita dengan mudahnya berlalu," ujar pakar hubungan, Claudia Cox.
Hal tersebutlah yang membuat berkencan menjadi lebih sulit, karena biasanya seseorang cenderung akan mencari apa yang salah pada calon kekasihnya, dan berfokus hanya pada apa yang benar.
Claudia mengungkapkan, banyak orang pun mengharapkan adanya percikan cinta yang kuat sejak awal. Terlebih, mencari orang lain dirasa begitu mudah dengan adanya teknologi modern seperti aplikasi kencan, yang membuat risiko berakhir melajang ikut berkurang.
"Bersenang-senang juga jadi semakin penting saat ini. Jadi ketika percikan awal itu padam, kita mulai bosan dan ingin merasakan kembali percikan itu. Banyak orang lebih suka memulai yang baru daripada sepenuhnya terjun ke fase hubungan berikutnya," kata Claudia.
2. Aplikasi kencan
"Zaman dulu kita mengandalkan pertemuan langsung yang kebetulan, menggunakan teman sebagai perantara, berbicara langsung dengan seseorang untuk lebih mengenal pasangan. Dari sanalah koneksi terbangun, yang mana saat ini intensitas koneksi tersebut berkurang karena aplikasi kencan," ujar psikolog klinis, dr. Joshua Klapow.
Joshua mengungkapkan, saat ini algoritma pun akan mencocokkan Anda dengan preferensi yang telah dipilih sebelumnya. Anda pun memiliki kemampuan untuk membuat penampilan fisik terlihat lebih menarik secara daring.
"Hasilnya adalah kita harus menyaring lebih banyak lagi untuk menemukan kecocokan yang otentik. Selain itu, para lajang pun memiliki akses untuk mengomunikasikan keinginannya tanpa banyak biaya lewat aplikasi kencan. Susunan kategori kencan pun jadi jauh lebih kompleks," kata Joshua.
3. Teknologi
"Sekarang kita bisa bersembunyi di balik layar ponsel dan komputer untuk menghindari keterbukaan dan keintiman yang sebenarnya. Seharusnya tidaklah sesulit itu, tetapi orang-orang pun dengan mudahnya beralih ke orang selanjutnya," ujar terapis pernikahan dan keluarga, Nicole Richardson.
Tak hanya lewat aplikasi kencan, media sosial lainnya pun juga memungkinkan kita untuk menemukan orang yang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bahkan ketika kita pun tidak bisa menjadi sesempurna yang diharapkan pada calon pasangan.
"Ini sering dilakukan secara tidak sadar. Anda membuat profil tentang siapa Anda menurut Anda sendiri atau seperti apa yang mungkin Anda harapkan, Anda berpotensi menarik orang yang salah dan tidak membuat diri Anda dengan apa adanya bahkan tanpa niat," kata Nicole.
Advertisement
4. Ambiguitas
"Sebelumnya, batasan hubungan relatif jelas, baik Anda memang berkencan atau tidak. Namun sekarang, ada banyak batas abu-abu yang disetujui oleh kedua belah pihak," kata pendiri The Professional Wingman, Thomas Edwards Jr.
Thomas menjelaskan, jumlah konten yang dapat diakses di internet memberi kita lebih banyak pilihan untuk mengalihkan fokus pada satu orang dan membangun koneksi yang dalam.
5. Rasa takut
"Berkencan bisa jadi salah satu hal yang menimbulkan banyak kecemasan, apalagi di tengah pandemi COVID-19, banyak orang merasa lebih cemas dari biasanya. Itu hal yang wajar, bahkan kami menamakan itu FODA," ujar Logan.
Logan menyarankan Anda untuk memahami terlebih dahulu bahwa gugup saat berkencan merupakan hal yang wajar, orang lain pun mungkin merasakannya. Anda juga dapat mencairkan suasana dengan jujur bahwa Anda merasa gugup dan tidak begitu terbiasa. Pengakuan tersebut dinilai dapat membuat Anda menjadi lebih rileks.
"Bahkan dapat menciptakan titik hubungan jika teman kencan Anda mengungkapkan hal yang sama. Berfokuslah pada pertanyaan dan respons yang bijaksana, itu cara terbaik untuk bersantai dan keluar dari kecemasan Anda," kata Logan.
Infografis
Advertisement