Liputan6.com, Jakarta - Eritrosit atau sel darah merah merupakan sel dalam tubuh yang berfungsi mengantarkan oksigen ke jaringan di tubuh Anda. Sel darah merah juga mengangkut karbon dioksida ke paru-paru untuk Anda hembuskan.
Eritrosit memiliki bentuk yang sangat elastis dan dapat berubah bentuk untuk menyesuaikan diri ketika mengalir melewati kapiler darah yang kecil.
Sifatnya ini membuat eritrosit mampu menyebar dengan cepat dalam aliran darah untuk sampai ke berbagai organ di tubuh.
Advertisement
Usia sel darah merah biasanya berkisar antara 120 hari (4 bulan). Setelahnya, sel yang sudah tua dan rusak akan dipecah di organ limpa dan digantikan dengan yang baru, dikutip dari Cleveland Clinic.
Baca Juga
Fungsi Eritrosit
Melansir Britanica dan kenhub, berikut adalah cara kerja transportasi dan pertukaran gas (oksigen, karbon dioksida) antara paru-paru dan jaringan secara real time.
- Di kapiler paru, hemoglobin mengikat oksigen yang dihirup, membentuk oksihemoglobin. Zat ini memberi eritrosit, dan karenanya darah arteri, warna merah cerah.
- Eritrosit kaya oksigen kemudian berjalan melalui arteri sampai mencapai kapiler jaringan.
- Dalam kapiler jaringan, oksigen dilepaskan dari hemoglobin dan berdifusi ke dalam jaringan.
- Secara bersamaan, karbon dioksida dari jaringan mengikat hemoglobin, membentuk deoksihemoglobin. Zat ini memberi sel darah merah, dan darah vena, warna biru ungu.
- Eritrosit kaya karbon dioksida kemudian berjalan melalui darah vena menuju jantung, dan kemudian ke paru-paru.
- Di dalam kapiler paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dari hemoglobin sebagai ganti dosis oksigen baru.
Advertisement
Gangguan pada Sel Darah Merah
Gangguan pada eritrosit dapat menyebabkan anemia. Dimana terjadinya penurunan jumlah eritrosit, atau oleh penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sel darah merah.
Karena anemia, jaringan tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup, situasi yang muncul dengan pucat, kelelahan, sesak napas dan pusing.
Biasanya hal ini disebabkan oleh kurangnya vitamin (zat besi, B9 dan B12), malnutrisi, dan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau pengobatan kanker (kemoterapi).
Selain anemia, gangguan pada eritrosit juga dapat menyebabkan polisitemia, yang didefinisikan sebagai jumlah sel darah merah yang meningkat. Ini jauh lebih jarang dibandingkan dengan anemia.
Polisitemia dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti merokok, hidup di dataran tinggi, konsumsi obat peningkat kinerja (steroid anabolik), dehidrasi, dan kondisi medis termasuk penyakit jantung atau paru-paru.
Â
Reporter: Lianna Leticia
Infografis Donor Darah Aman Saat Pandemi Corona
Advertisement