Sukses

5 Hal yang Bisa Dilakukan Sembari Menunggu Jadwal Vaksinasi COVID-19 Anak 6-11 Tahun

Sembari menunggu anak mendapatkan jadwal vaksinasi COVID-19, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk menjaga imun putra maupun putrinya.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac COVID-19 untuk anak usia 6-11. Pelaksanaan vaksinasi usia anak ini dilakukan ketika cakupan vaksinasi nasional sudah mencapai 70 persen.

Sembari menunggu waktu vaksinasi tersebut tiba, ada beberapa hal lho yang bisa dilakukan orangtua untuk menjaga imun putra maupun putrinya.

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Hindra Irawan Satari mengungkapkan bahwa strategi seperti cuci tangan, memakai masker, dan jaga jarak sudah merupakan sebuah kewajiban.

"Ada tujuh cara untuk meningkatkan kekebalan anak-anak ini. Dorong kebiasaan bersih dan sehat, lengkapi imunisasi. Jangan imunisasi COVID-19 saja, imunisasi yang lain tolong dilengkapi," ujar Hindra dalam webinar ANTARA Ngobrol Bareng dengan tema Daya Lindung dan Keamanan Vaksin Anak Usia 6-11 Tahun pada Kamis, 4 November 2021.

Tak hanya kedua hal itu, Hindra pun merekomendasikan lima cara lainnya yang bisa diterapkan bagi para orangtua. Berikut diantaranya.

- Pastikan nutrisinya seimbang, pastikan anak mengonsumsi makanan kaya vitamin dan mineral

- Tingkatkan kesehatan saluran cerna lewat menjaga kebersihan makanan

- Pastikan anak cukup tidur

- Bantu kurangi stres anak

- Bawa kegiatan di luar ruangan, ajak anak tetap aktif atau berolahraga, dan berjemur

"Anak mesti cukup tidur karena anak itu tumbuhnya waktu tidur, juga bantu kurangi stres mereka. Mereka mungkin enggak kelihatan, tapi kalau kelihatan murung, itu artinya mereka stres," kata Hindra.

Sedangkan dari segi makanan, Hindra pun merekomendasikan beberapa cara terkait konsumsi makanan anak. Seperti selalu memakan buah dan sayur, minum delapan hingga 10 gelas per hari, sediakan makanan selingan yang sehat, dan membatasi makanan olahan.

"Kalau kita sekarang work from home, memasak sama-sama deh. Masak sama-sama dengan keluarga. Jadi kita makan dari yang kita masak sehingga upaya itu merupakan bagian kegiatan keluarga yang menarik," ujar Hindra.

2 dari 3 halaman

Konsumsi vitamin

Dalam kesempatan yang sama, Hindra turut menjelaskan terkait konsumsi vitamin pada anak. Menurutnya, jika anak memang membutuhkan tambahan vitamin, maka orangtua pun bisa memberikannya. Namun, jika asupannya sudah sangat tercukupi, vitamin tidaklah selalu diperlukan.

"Kalau kita lihat (vitamin) itu sumbernya dari buah dan sayur-sayuran ya. Kalau anak kita sudah makan buah-buahan, sayur-sayuran setiap hari, susunya dua gelas, protein hewaninya juga, sudah cukup sebenarnya,"

"Tapi kan ada yang susah makan, baru kita pikirkan. Kasihnya sepanjang dia membutuhkan, artinya memang intake-nya kurang ya. Kalau ada yang cuma makan daging saja, gak pernah sayur. Nah itu mungkin yang bisa dikasih," ujar Hindra.

Menurut Hindra, konsumsi vitamin bersifat sangat individual. Sehingga pemberian vitamin pada anak pun benar-benar bergantung pada kebutuhannya sendiri, yang tentunya akan berbeda bagi setiap anak.

"Kalau anak kita, aduh, susah makannya, ya sudah kasih deh. Tidak berbahaya, asal sesuai dengan petunjuk dokter ya," kata Hindra.

3 dari 3 halaman

Infografis