Sukses

7 Tanda Umum Anda Harus Berhenti Makan Roti, Salah Satunya Sembelit

Roti tawar merupakan menu makanan paling simpel untuk sarapan tapi...

Liputan6.com, Jakarta - Menu sarapan roti tawar dengan selai, atau telur dan kornet daging, sudah menjadi makanan umum yang dikonsumsi masyarakat. Selain karena praktis, menu makanan berbahan dasar roti tawar ini juga dapat membuat perut kenyang hingga siang.

Namun sayangnya, beberapa penelitian mengungkapkan bahaya kesehatan akibat sering konsumsi roti tawar. Ada beberapa faktor yang membuat roti tawar putih tidak baik dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Berikut tujuh tanda umum bahwa konsumsi roti Anda harus dikurangi dan dampaknya bagi kesehatan, yang dilansir dari Klikdokter dan Brightside:

2 dari 6 halaman

1. Mengalami Sembelit

Roti tawar putih mengandung serat rendah. Bila hanya mengandalkan konsumsi roti tawar sebagai makanan sehari-hari, tubuh Anda akan mengalami kekurangan serat.

Dampaknya, sistem pencernaan bisa terganggu dan Anda bisa mengalami sembelit.

2. Cepat Membuat Tubuh Lapar dan Meningkatkan Berat Badan

Roti tawar putih diketahui mengandung karbohidrat dan indeks glikemik dalam jumlah tinggi.

Selain membuat tubuh jadi cepat lapar, indeks glikemik tinggi juga dapat mendorong nafsu makan berlebih. Sehingga menyebabkan Anda ingin terus memakan biji-bijian olahan yang sesaat akan membuat Anda merasa lebih baik ketika merasa sangat sedih atau stres.

Terlalu sering makan roti tawar juga dapat mengakibatkan asupan gula dalam tubuh meningkat. Umumnya, gula akan digunakan oleh tubuh sebagai energi.

Namun bila dikonsumsi berlebihan, gula akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak. Dan kebanyakan kandungan lemak di dalam tubuh bisa menambah berat tubuh.

3 dari 6 halaman

3. Kadar Kolesterol Anda Meningkat

Produk seperti croissant, butter rolls, dan semua jenis roti kemasan mengandung lemak trans yang tinggi. Ini dikarenakan makanan tersebut banyak mengandung mentega dan telur yang dapat meningkatkan kolesterol Anda jika dikonsumsi secara teratur.

Juga, sebagian besar produk yang mengandung gluten termasuk dalam kategori berbahaya yang sama. Produk-produk ini bervariasi dan dapat mencakup kue kering dan kue kemasan, donat, dan sebagian besar makanan yang digoreng secara komersial.

4. Jerawatan atau Break Out

Biji-bijian olahan juga dapat menjadi penyebab masalah lain yang mungkin sering Anda hadapi, seperti jerawat atau break out. Hal ini dikarenakan Kandungan gula pada produk-produk biji olahan tersebut yang mengandung gula tinggi dan meningkatkan kadar insulin Anda.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat olahan memiliki risiko 30 persen lebih mudah terkena jerawat.

4 dari 6 halaman

5. Memicu Gejala Depresi

Menurut penelitian yang dilansir dari Science Alert, dikutip dari Klikdokter, indeks glikemik roti tawar putih yang tinggi diduga dapat memicu efek samping gejala depresi.

Hal ini membuktikan adanya hubungan antara konsumsi roti tawar putih dengan gejala depresi pascamenopause.

Gejala depresi diduga disebabkan karena adanya karbohidrat rafinasi di dalam roti tawar putih. Tetapi, masih dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengetahui hubungan pasti antara roti tawar putih dan depresi.

5 dari 6 halaman

6. Mengantuk Setelah Makan

Ketika Anda mengonsumsi terlalu banyak roti, jumlah insulin yang tinggi akan dilepaskan ke dalam aliran darah Anda. Insulin membantu triptofan tetap dalam darah Anda lebih lama dari yang Anda inginkan.

Triptofan adalah asam amino yang membantu memproduksi serotonin dan melatonin, 2 neurotransmitter yang membantu menstabilkan suasana hati Anda. Mereka juga mempromosikan tidur dan membantu mengatur siklus tidur-bangun.

Inilah sebabnya mengapa Anda mungkin merasa mengantuk dan lebih tenang setelah makan besar yang penuh dengan roti.

7. Tekanan Darah Meningkat

Selain gula, satu potong roti tawar juga mengandung hingga 230 mg garam, yang merupakan 15 persen melebihi batas harian.

Yang dimana, jika Anda mengonsumsi terlalu banyak roti dalam sehari dapat berdampak pada lonjakan tekanan darah, yang menjadi penyebab banyak orang menderita penyakit jantung dan stroke.

 

Reporter: Lianna Leticia

6 dari 6 halaman

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat COVID-19