Liputan6.com, Jakarta Badan Regulator Obat dan Produk Kesehatan Inggris (UK Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency/MHRA) baru saja mengizinkan obat antivirus oral produksi perusahaan farmasi Ridgeback Biotherapeutics and Merck Sharp & Dohme (MSD), Molnupiravir untuk mengobati COVID-19.
Obat Molnupiravir ditujukan kepada pasien COVID-19 gejala ringan hingga sedang pada orang dewasa yang berisiko sakit parah. Ini adalah antivirus oral pertama di dunia yang diizinkan untuk pengobatan COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
Melalui rilis resmi, First oral antiviral for COVID-19, Lagevrio (molnupiravir) approved by MHRA (Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency), obat Molnupiravir berbentuk kapsul dan dikenal dengan merek Lagevrio. Merck telah meminta izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA).
Pada 30 November 2021, FDA akan mengadakan Komite Penasihat Obat Antimikroba (Antimicrobial Drugs Advisory Committee) untuk membahas kemampuan Molnupiravir untuk mengobati COVID-19 ringan hingga sedang.
European Medicines Agency juga telah memulai tinjauan terkait pemasaran Molnupiravir. Bulan lalu, MSD mengumumkan, Molnupiravir mengurangi risiko rawat inap atau kematian akibat COVID-19 hingga setengahnya.
“Analisis sementara, Molnupiravir mengurangi risiko rawat inap atau kematian sekitar 50 persen, 7,3 persen pasien yang menerima Molnupiravir dirawat di rumah sakit atau meninggal hingga hari ke 29 setelah pengacakan dibandingkan dengan 14,1 persen pasien yang diobati dengan plasebo," tulis perusahaan farmasi tersebut dalam rilis berita pada Oktober 2021, dikutip CNN, Senin (8/11/2021).
“Hari ke 29, tidak ada kematian yang dilaporkan pada pasien yang menerima Molnupiravir, dibandingkan dengan 8 kematian pada pasien yang menerima plasebo."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Cara Kerja Obat Lagevrio Molnupiravir
Cara kerja obat yang diproduksi Ridgeback Biotherapeutics dan Merck Sharp & Dohme (MSD) ini dengan mengganggu replikasi virus. Sehingga mencegah berkembang biak, menjaga tingkat virus tetap rendah di dalam tubuh. Efeknya, akan mengurangi keparahan penyakit.
Berdasarkan data uji klinis, Lagevrio paling efektif bila diminum selama tahap awal infeksi. Oleh karena itu, MHRA merekomendasikan penggunaannya sesegera mungkin setelah tes COVID-19 positif dan dalam waktu lima hari sejak timbulnya gejala.
Molnupiravir diizinkan untuk digunakan pada orang yang memiliki COVID-19 ringan hingga sedang dan setidaknya satu faktor risiko untuk mengembangkan penyakit parah. Faktor risiko tersebut antara lain obesitas, usia lanjut (lebih dari 60 tahun), diabetes melitus atau penyakit jantung.
Health and Social Care Secretary, Sajid Javid mengatakan, Inggris sekarang adalah negara pertama di dunia yang menyetujui antivirus Molnupiravir untuk COVID-19. Ini akan menjadi game changer yang akan segera dapat menerima pengobatan terobosan.
“Inggris memimpin untuk meneliti, mengembangkan, dan meluncurkan perawatan mutakhir yang paling menarik. Kami bekerja cepat dengan pemerintah dan NHS untuk menetapkan rencana menyebarluaskan informasi molnupiravir ini sesegera mungkin," katanya, dikutip laman Government UK.
Advertisement
Lagevrio Molnupiravir Aman
Sajid Javid menambahkan, obat antivirus Lagevrio Molnupiravir akan menjadi senjata yang sangat baik untuk melawan COVID-19. Di sisi lain, tetap penting setiap orang divaksin COVID-19, terutama yang memenuhi syarat untuk booster.
MHRA Chief Executive, June Raine menyampaikan, pihaknya puas bahwa Molnupiravir aman untuk pengobatan COVID-19.
“Mengikuti tinjauan data yang ketat oleh para ilmuwan dan dokter ahli, kami puas bahwa Lagevrio (Molnupiravir) aman dan efektif bagi mereka yang berisiko mengembangkan penyakit COVID-19 yang parah," ujarnya.
“Lagevrio adalah terapi lain sebagai senjata kami melawan COVID-19. Ini juga merupakan antivirus pertama yang disetujui di dunia untuk penyakit ini yang dapat diminum daripada diberikan secara intravena (suntikan)."