Sukses

Hari Pahlawan: 5 Tokoh Pejuang yang Juga Dokter

Tak hanya memperhatikan kesehatan warga, dokter di masa penjajahan juga memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Pada masa penjajahan, seluruh masyarakat Indonesia turut andil berjuang dalam merebut kemerdekaan, tak terkecuali para dokter Indonesia saat itu. Mereka tak ragu untuk membuat organisasi yang mampu membuat Belanda kebakaran jenggot meski bergelar dokter.

Atas jasa dan keberanian mereka, para dokter ini pun mendapat gelar sebagai pahlawan nasional dan ikut membantu tercetusnya Hari Pahlawan pada 10 November. Berikut ini para dokter yang menyandang pahlawan nasional, yang dikutip dari berbagai sumber

2 dari 4 halaman

1. Wahidin Soedirohoesodo

Dokter Wahidin Soedirohoesodo yang lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta, pada 7 Januari 1852 merupakan salah seorang pahlawan nasional Indonesia yang senang bergaul dengan rakyat biasa. Ia pun kerap mengobati rakyat tanpa memungut biaya.

Melalui gagasannya berdirilah organisasi yang diprakarsai para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) Jakarta itu. Menurutnya, salah satu cara terbebas dari penjajahan adalah rakyat harus cerdas.

2. Tjipto Mangoenkoesoemo

Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo lahir di Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah. Sama seperti Wahidin, tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia ini juga lulusan STOVIA.

Beliau sangat vokal mengritik kekejaman Belanda hingga sempat diasingkan beberapa kali karena sikapnya yang dinilai radikal.

Bersama dengan Douwes Dekker dan Ki Hadjar Dewantara, ia dikenal sebagai "Tiga Serangkai” dan mendirikan Indische Partij, organisasi partai pertama yang berjuang mencapai Indonesia merdeka melalui tulisan-tulisan yang mengkritik pemerintah Belanda di Indonesia.

3 dari 4 halaman

3. Soetomo

Dokter Soetomo lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 30 Juli 1888. Dia adalah tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang pertama di Indonesia.

Soetomo tergolong aktif dalam berorganisasi. Dimana selain Budi Utomo, beliau juga mendirikan Indonesian Study Club di Surabaya pada tahun 1924, Partai Bangsa Indonesia pada tahun 1930 dan Parindra (Partai Indonesia Raya) pada tahun 1935.

4. Radjiman Wedyodiningrat

Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman Wedyodiningrat yang lahir di Yogyakarta, 21 April 1879, adalah seorang dokter yang memiliki keinginan kuat untuk mengenyam pendidikan ketika dia belajar di bawah jendela sekolah orang Belanda.

Beliau pun memilih menjadi dokter karena keprihatinannya melihat masyarakat Ngawi kala itu dilanda penyakit pes. Ia belajar secara khusus ilmu kandungan untuk menyelamatkan generasi ke depan, karena banyak ibu-ibu yang meninggal usai melahirkan.

5. Moestopo

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Prof. DR. Moestopo lahir di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, pada 13 Juni 1913. Dia adalah seorang dokter gigi Indonesia yang juga pejuang yang bertempur di Surabaya pada November 1945.

Reporter: Lianna Leticia

4 dari 4 halaman

Infografis 3 Cara Jadi Pahlawan Pelindung Keluarga dari COVID-19