Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang mungkin pernah mendegar kata edema. Namun taukah Anda apa itu edema?
Dilansir WebMD, Senin (15/11/2021), "Edema" adalah istilah medis untuk pembengkakan. Bagian tubuh yang membengkak ini biasanya terjadi karena cedera atau peradangan.
Advertisement
Baca Juga
Edema dapat mempengaruhi area kecil atau seluruh tubuh. Secara umum penyebab edema bermacam-macam seperti obat-obatan, kehamilan, infeksi, dan banyak masalah medis lainnya.
Edema terjadi ketika pembuluh darah kecil Anda mengeluarkan cairan ke jaringan terdekat. Cairan ekstra itu menumpuk, yang membuat jaringan membengkak, sehingga bisa terjadi di mana saja bahkan hampir di seluruh tubuh.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penyebab Edema
Hal-hal seperti pergelangan kaki terkilir, sengatan lebah, atau infeksi kulit dapat menyebabkan edema. Dalam beberapa kasus, seperti infeksi, mungkin dapat dibantu dengan lebih banyak cairan dari pembuluh darah Anda yang menempatkan lebih banyak sel darah putih untuk melawan infeksi di daerah yang bengkak.
Edema juga bisa berasal dari kondisi lain seperti saat keseimbangan zat dalam darah Anda tidak aktif, diantaranya:
• Albumin rendah: Dokter mungkin akan menyebutnya hipoalbuminemia. Albumin dan protein lain dalam darah bertindak seperti spons untuk menjaga cairan di pembuluh darah Anda. Albumin rendah dapat menyebabkan edema, tetapi biasanya bukan satu-satunya penyebab.
• Reaksi alergi: Edema adalah bagian dari sebagian besar reaksi alergi. Untuk merespon alergen, biasanya pembuluh darah di dekatnya mengeluarkan cairan ke daerah yang terkena.
• Obstruksi aliran: Jika drainase cairan dari bagian tubuh Anda tersumbat, cairan dapat kembali ke atas, sehingga pembekuan darah di vena dalam kaki Anda dapat menyebabkan edema kaki. Selain itu tumor yang menghalangi aliran darah atau cairan lain yang disebut getah bening juga dapat menyebabkan edema.
• Kehamilan: Edema kaki ringan seringkali terjadi pada wanita selama masa kehamilan. Tetapi komplikasi kehamilan yang serius seperti deep vein thrombosis dan preeklamsia juga dapat menyebabkan edema.
• Trauma kepala: natrium darah rendah atau yang disebut dengan hiponatremia, ketinggian, tumor otak, dan penyumbatan drainase cairan di otak (hidrosefalus) dapat menyebabkan edema serebral. Begitu juga dengan sakit kepala, bingung, tidak sadar, dan koma.
Advertisement
Gejala Edema
Gejala yang dirasakan akan tergantung pada jumlah pembengkakan yang Anda miliki dan di mana Anda mengalaminya, diantaranya sebagai berikut.
Pada edema di area kecil akibat infeksi atau peradangan seperti gigitan nyamuk mungkin tidak menimbulkan gejala. Di sisi lain, reaksi alergi yang besar seperti sengatan lebah dapat menyebabkan edema di seluruh lengan Anda, yang dapat menimbulkan rasa sakit dan membatasi gerakan lengan Anda.
Selain itu, alergi makanan dan reaksi alergi terhadap obat dapat menyebabkan edema lidah atau tenggorokan. Ini bisa mengancam jiwa jika mengganggu pernapasan Anda.
Selanjutnya, edema kaki bisa membuat kaki terasa berat, sehingga hal ini dapat mempengaruhi Anda berjalan. Edema kaki yang parah dapat mengganggu aliran darah, yang menyebabkan luka pada kulit.
Sedangkan edema paru menyebabkan sesak napas dan terkadang kadar oksigen rendah dalam darah. Beberapa orang dengan edema paru mungkin mengalami batuk.
Pengobatan Edema
Untuk mengobati edema, Anda sering harus mengobati penyebab yang mendasarinya. Misalnya, Anda mungkin mengonsumsi obat alergi untuk mengobati pembengkakan akibat alergi.
Selanjutnya, untuk edema akibat penyumbatan pada drainase cairan, terkadang dapat diobati dengan membuat drainase mengalir kembali. Pembekuan darah di kaki diobati dengan obat pengencer darah. Obat itu akan memecah gumpalan dan membuat drainase kembali normal. Tumor yang menyumbat darah atau getah bening terkadang dapat menyusut atau diangkat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.
Sedangkan untuk edema kaki yang berhubungan dengan gagal jantung kongestif atau penyakit hati dapat diobati dengan diuretik seperti furosemide (Lasix). Anda juga bisa membantasi natrium yang Anda makan, atau buang air kecil lebih sering, karena cairan dari kaki bisa mengalir kembali ke dalam darah.
Penulis: Vania Dinda Marella
Advertisement