Sukses

Langka, Wanita Ini Sembuh dari HIV Berkat Kekebalan Tubuhnya

Seorang wanita asal Argentina sembuh dari HIV berkat sistem kekebalan tubuhnya sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita asal Argentina menjadi orang kedua yang tercatat sembuh dari HIV (human immunodeficiency virus) berkat sistem kekebalan tubuhnya sendiri. Hasil tes yang bahkan telah menggunakan alat canggih pun tidak dapat mendeteksi HIV dalam tubuh wanita tersebut.

"Saya menikmati menjadi orang yang sehat. Saya memiliki keluarga yang sehat. Saya tidak perlu berobat, dan saya hidup seolah-olah tidak ada yang terjadi. Ini sudah merupakan hak istimewa,” ujar Esperanza dikutip NBC News, Rabu (17/11/2021).

Esperanza merupakan nama panggilan yang diberikan oleh para peneliti saat pertama kali wanita berusia 30 tahun tersebut didiagnosis dengan HIV pada 2013. Esperanza merupakan kota di Argentina, tempat dimana ia tinggal, sebuah kata yang juga berarti harapan.

Studi yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine mengungkapkan bahwa para peneliti yakin temuan ini akan memberikan harapan pada sekitar 38 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan HIV.

Temuan ini berfungsi sebagai salah satu bukti bahwa sterilisasi penyembuhan virus mungkin terjadi melalui sistem kekebalan tubuh alami manusia.

"Ini benar-benar keajaiban, sistem kekebalan manusia yang melakukannya," ujar ahli imunologi virus di Ragon Institute Boston, Dr. Xu Yu.

2 dari 3 halaman

Bagaimana cara kerjanya?

Menurut Direktur Divisi AIDS di National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Carl Dieffenbach, wanita tersebut tidak memiliki DNA proviral kompeten yang tereplikasi di dalam selnya.

"Semakin banyak pasien yang kami temukan dan kerjakan, semakin lengkap pemahaman kami tentang seperti apa ciri-ciri dan penanganan pada pasien yang sembuh," ujar Carl.

Hal ini sering disebut dengan pengendalian HIV pasca pengobatan atau remisi virus. Kondisi dimana pengobatan dilakukan tanpa antiretroviral. Sejumlah kasus terdeteksi dari orang yang telah menghentikan pengobatan antiretroviral.

Khususnya jika mereka memulai terapi tersebut langsung setelah tertular virus, yang belum ada peningkatan sel virus selama bertahun-tahun. Dalam pengobatan yang disterilkan tersebut, tidak ada virus HIV yang hidup dalam bagian tubuh manapun.

"Kami tidak akan pernah yakin 100 persen sama sekali tidak ada virus yang utuh, tidak ada virus fungsional di mana pun di tubuhnya. Namun, kami membawa apa yang kami pelajari dari pasien ini ke populasi pasien yang lebih luas,” kata Xu.

3 dari 3 halaman

Infografis