Sebuah risiko besar diambil oleh seorang wanita di London, Inggris karena menerima paru-paru perokok seperti dilansir Foxnews, Kamis (20/12/2012).
The Royal Brompton Hospital di Inggris menggunakan paru-paru perokok untuk tranplantasi paru-paru wanita yang mengidap cystic fibrosis.
Jennifer Wederell yang lahir sudah memiliki penyakit cystic fibrosis, yaitu penyakit kelenjar sekretori termasuk kelenjar yang membuatnya selalu berlendir dan berkeringat. Lendir ini kemudian menumpuk di paru-paru dan saluran udara dan membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru Anda. Penumpukan lendir memudahkan bakteri untuk tumbuh. Hal ini mengakibatkan infeksi paru-paru.
Ayah Jennifer yang kembali ke rumah sakit setelah anaknya meninggal 6 bulan sebelumnya, ingin menanyakan riwayat orang yang mendonorkan paru-paru ke anaknya tersebut.
Menurut keterangan dari rumah sakit, awalnya pihak rumah sakit juga tidak ingin melakukan transplantasi tersebut. Tapi menurut keterangan dari rumah sakit, Jennnifer sudah tahu risiko dan riwayat orang yang menyumbangkan paru-paru itu.
Jennifer yang selalu menggunakan oksigen sepanjang hari di usia 20 tahun itu bersedia menunggu selama 18 bulan untuk bisa operasi di bulan April 2011.
Jennifer menerima transplantasi paru-paru dari pacarnya yang kemudian dinikahinya di tahun yang sama bernama David.
"Saya terkejut sekaligus marah karena hal ini sangat berisiko. Bagaimana bisa paru-paru perokok digunakan untuk transplatasi seseorang," kata Grannel, Ayah Jennifer.
"Saya tidak pernah berpikir kalau anak saya mau menerima paru-paru perokok, dia sekarat akibat ulah orang lain." tambahnya.
Pihak rumah sakit juga meminta maaf atas tidak adanya pilihan ketika itu.
"Kami menyampaikan duka cita mendalam bagi keluarga dan orang yang dicintai Jennifer. Jarang ada pasien yang tidak mempertimbangkan kesehatannya dan menerima paru-paru dari perokok."
"Risiko yang besar juga kami pilih karena untuk mencari donor paru-paru kami harus tes untuk mencocokkan paru-paru pasien dan pendonor. Setidaknya Jennifer harus menunggu lebih lama untuk operasi. Tapi Jennifer telah mengambil keputusannya sendiri untuk menerima paru-paru David.
"Kami juga sadar kalau seharusnya Jennnifer diberikan kesempatan berpikir untuk hal ini. Selain sulit mencari paru-paru yang sehat, tidak banyak orang yang mau transplatasi paru-parunya. Dibandingkan dengan jumlah pasien yang banyak, setidaknya pasien harus menunggu giliran untuk bisa dioperasi. Kami meminta maaf dengan tulus." menurut pihak rumah sakit, The Royal Brompton Hospital Trust kepada media.
Saat ini Grannell membuat situs facebook yang mendorong orang sehat untuk mendonorkankan organ tubuhnya.(FIT/IGW)
The Royal Brompton Hospital di Inggris menggunakan paru-paru perokok untuk tranplantasi paru-paru wanita yang mengidap cystic fibrosis.
Jennifer Wederell yang lahir sudah memiliki penyakit cystic fibrosis, yaitu penyakit kelenjar sekretori termasuk kelenjar yang membuatnya selalu berlendir dan berkeringat. Lendir ini kemudian menumpuk di paru-paru dan saluran udara dan membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru Anda. Penumpukan lendir memudahkan bakteri untuk tumbuh. Hal ini mengakibatkan infeksi paru-paru.
Ayah Jennifer yang kembali ke rumah sakit setelah anaknya meninggal 6 bulan sebelumnya, ingin menanyakan riwayat orang yang mendonorkan paru-paru ke anaknya tersebut.
Menurut keterangan dari rumah sakit, awalnya pihak rumah sakit juga tidak ingin melakukan transplantasi tersebut. Tapi menurut keterangan dari rumah sakit, Jennnifer sudah tahu risiko dan riwayat orang yang menyumbangkan paru-paru itu.
Jennifer yang selalu menggunakan oksigen sepanjang hari di usia 20 tahun itu bersedia menunggu selama 18 bulan untuk bisa operasi di bulan April 2011.
Jennifer menerima transplantasi paru-paru dari pacarnya yang kemudian dinikahinya di tahun yang sama bernama David.
"Saya terkejut sekaligus marah karena hal ini sangat berisiko. Bagaimana bisa paru-paru perokok digunakan untuk transplatasi seseorang," kata Grannel, Ayah Jennifer.
"Saya tidak pernah berpikir kalau anak saya mau menerima paru-paru perokok, dia sekarat akibat ulah orang lain." tambahnya.
Pihak rumah sakit juga meminta maaf atas tidak adanya pilihan ketika itu.
"Kami menyampaikan duka cita mendalam bagi keluarga dan orang yang dicintai Jennifer. Jarang ada pasien yang tidak mempertimbangkan kesehatannya dan menerima paru-paru dari perokok."
"Risiko yang besar juga kami pilih karena untuk mencari donor paru-paru kami harus tes untuk mencocokkan paru-paru pasien dan pendonor. Setidaknya Jennifer harus menunggu lebih lama untuk operasi. Tapi Jennifer telah mengambil keputusannya sendiri untuk menerima paru-paru David.
"Kami juga sadar kalau seharusnya Jennnifer diberikan kesempatan berpikir untuk hal ini. Selain sulit mencari paru-paru yang sehat, tidak banyak orang yang mau transplatasi paru-parunya. Dibandingkan dengan jumlah pasien yang banyak, setidaknya pasien harus menunggu giliran untuk bisa dioperasi. Kami meminta maaf dengan tulus." menurut pihak rumah sakit, The Royal Brompton Hospital Trust kepada media.
Saat ini Grannell membuat situs facebook yang mendorong orang sehat untuk mendonorkankan organ tubuhnya.(FIT/IGW)