Sukses

Menkes Budi Harap Inovasi Peraih Penghargaan Pfizer Bantu Susun Roadmap Bioteknologi

Inovasi peraih penghargaan Pfizer dapat membantu penyusunan roadmap bioteknologi kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Program fellowship pendidikan dan beasiswa Pfizer Indonesia untuk mahasiswa dan akademisi bioteknologi kesehatan, Pfizer Biotech Fellowship 2021 memberikan apresiasi terhadap 125 mahasiswa dan tenaga pengajar yang telah berpartisipasi dan berperan aktif dalam diskusi dan adu gagasan.

Hal ini sebagai sumbangsih dalam mendukung perkembangan ekosistem serta sumber daya manusia (SDM) dalam bidang bioteknologi kesehatan. Pemberian penghargaan kepada pemenang kompetisi menyasar kategori mahasiswa S1 (Undergraduate Competition), dan penulisan proposal penelitian untuk mahasiswa S2 (Graduate Education Grants).

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin berharap inovasi dari para peraih penghargaan Pfizer dapat membantu penyusunan peta jalan (roadmap) perkembangan bioteknologi kesehatan.

"Ke depannya, inovasi tersebut diharapkan dapat memberikan masukan dalam penyusunan roadmap perkembangan bioteknologi kesehatan di Indonesia," terang Budi Gunadi dalam sambutan acara Pfizer Biotech Fellowship pada Selasa, 23 November 2021.

"Kembangkanlah penelitian dan pengembangan bioteknologi di bidang kesehatan, sehingga pemanfaatannya dapat dioptimalkan untuk masyarakat Indonesia serta selalu tingkatkan kapasitas dalam pemanfaatan teknologi unggulan yang terbaru."

2 dari 4 halaman

Pemantik Semangat Mengembangkan Bioteknologi Kesehatan

Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi para penerima penghargaan Pfizer. Melalui program fellowship ini, mahasiswa dapat memberikan ide dan gagasan untuk menciptakan inovasi di bidang bioteknologi kesehatan.

"Saya mengucapkan selamat kepada para pemenang penerima bantuan dana pendidikan dari Pfizer tahun 2021. Saya berharap melalui program ini dapat mendorong kemajuan bioteknologi kesehatan di Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi," ujarnya.

"Semoga penghargaan ini dapat menginspirasi, memotivasi, dan menjadi pemantik semangat bagi para tenaga ahli di bidang teknologi kesehatan untuk semakin berinovasi dalam pengembangan bioteknologi kesehatan Indonesia."

Berdasarkan Global Biotechnology Innovation Scorecard Tahun 2019, sektor bioteknologi di Indonesia menempati posisi. Salah satu penyebabnya, masih rendahnya sumber daya manusia di bidang tersebut.

"Rangkaian kegiatan Pfizer yang sejalan dengan tujuan nasional yang ditetapkan pemerintah Indonesia patut diapresiasi, sebagai strategi dalam membangun ekosistem pendidikan dan penelitian yang mendukung peningkatan sumber daya manusia di bidang bioteknologi kesehatan," kata Budi.

3 dari 4 halaman

Pemenang Peserta Fellowship Pfizer

Berikut ini daftar pemenang peserta fellowship Pfizer 2021 pada kategori mahasiswa sarjana dan pascasarjana.

Kategori Tiga Terbaik Mahasiswa Pendidikan Sarjana

●  Terbaik pertama: Tim Humboldt (Devina Checylia Setiawan, Velecia Salim, Wenny Novella) dari Indonesia International Institute for Life Sciences (I3L) dengan karya berjudul “Pembangunan Labspace untuk Mendukung Perkembangan Bioteknologi Medis di Indonesia”

●  Terbaik kedua: Tim Unlocked (Deby Cyntia Chandra, Jessica Renata Wijaya Tumboimbela, Reza Hanun Alyaa) dari Indonesia International Institute for Life Sciences (I3L) dengan karya berjudul “Tiga Kunci Imperatif Sebagai Pondasi Produksi Primer Sebagai Bahan Baku PCR di Indonesia: Penelitian dan Pengembangan, Infrastruktur, dan Komersialisasi”

●  Terbaik ketiga: Tim Zip Your Genes (Vania Austine Callista Timotius, Christa Anggelia Sulistio, Nathania Calista Putri) dari Universitas Pelita Harapan dengan karya berjudul “Pencegahan dan Pengobatan Talasemia Beta Mayor di Indonesia dengan Menggunakan Bioteknologi”

Kategori Lima Terbaik Mahasiswa Pendidikan Pascasarjana

● Indriana Pratiwi dari Universitas Gadjah Mada – “Terapi Mikrorna MIMIC-miR-143-3P Terenkapsulasi Eksosom Terhadap Gen K-RAS pada Triple Negative Breast Cancer”

● Denny Nyotohadi dari Universitas Surabaya – “Aktivitas Biosurfaktan Probiotik Multistrain untuk Penanganan Covid-19”

● Alfandy Hermansyah dari Universitas Katolik Indonesia Atmajaya – “Kloning Gen Penyandi Cathelicidin dari Kodok Buduk (Duttaphrynus melanostictus) pada Bakteri Escherichia coli”

● Leny Yulia Widia Sari dari Universitas Jember – “Uji Toksisitas Akut Protein Rekombinan DBL2β-PFEMP1 sebagai Kandidat Vaksin Malaria Berbasis Peptida”

● Nurul Istinaroh dari Universitas Jember – “Respon Imun Seluler dan Humoral Terhadap Protein Rekombinan CIDR1α-PfEMP1 Isolat Indonesia sebagai Kandidat Vaksin Malaria Berbasis Peptida”

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Cara Bantu Orang Lain Dapatkan Vaksin Covid-19