Liputan6.com, Jakarta Kehilangan orang terkasih bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi jika kejadiannya begitu mendadak tanpa ada gejala apapun yang muncul. Hal ini terjadi pada seorang anak berusia 8 tahun di Oregon, Amerika Serikat.
Amari King Churchwell meninggal dunia pada Selasa, 23 November 2021 lalu. Anak yang terkenal cerdas dan ceria ini jatuh sakit setelah pulang sekolah pada sehari sebelumnya.
Baca Juga
Tak lama setelah pulang sekolah dengan ayahnya Kenneth Churchwell, Amari terjatuh di pelukan ayahnya. Kenneth pun membawa putranya ke ruang gawat darurat setempat. Dokter mengungkapkan bahwa massa di belakang otak Amari mengalami pendarahan.
Advertisement
Sebuah saluran pun telah berusaha dimasukan pada kepala Amari untuk mengurangi tekanan pada otaknya sebelum dipindahkan ke rumah sakit lain. Namun, Amari tidak terselamatkan dan meninggal dunia di tempat.
"Pendarahan tersebut membuat aktivitas di otak Amari terbatas. Setelah banyak berdoa, CT Scan, berkonsultasi dengan ahli saraf, kami harus menerima kenyataan bahwa Amari telah meninggal," ujar Kenneth dikutip Health, Rabu (24/11/2021).
Kenneth mengungkapkan pendarahan terjadi di dekat batang otak, yang menyebabkan terjadinya pembengkakan. Sang ibu Dawn Churchill juga mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda apapun seperti sakit kepala dan sebagainya.
"Tidak ada tanda-tanda sakit kepala, tanda-tanda sakit, tidak ada apa-apa sebelum kematiannya," kata Dawn.
Terjadi kejang
Kenneth mengungkapkan, setelah pulang sekolah, ia sempat bertanya pada Amari bagaimana perasaannya. Namun anak satu itu hanya menjawab bahwa ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kondisi Amari pun memburuk sesampainya di rumah.
"Kepalanya jatuh ke belakang, matanya berputar, dan kemudian saya tahu ada sesuatu yang tidak beres," kata Kenneth.
Di rumah sakit, dokter sempat mengatakan bahwa Amari mengalami kejang. Dokter pun memberi tahu bahwa tidak ada operasi apapun yang bisa mengembalikannya.
"Ia pernah berbicara ingin menjadi dokter di masa depan. Aspirasinya sangat besar. Saya juga tidak tahu bagaimana bisa pipinya tidak sakit karena dia selalu tersenyum sepanjang waktu," ujar Kenneth.
Advertisement