Liputan6.com, Wonosobo - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, drg Widwiono MKes menyebut bahwa total angka kesuburan atau Total Fertility Rate (TFR) di sana sudah cukup baik. Di bawah rata-rata nasional.
"Di Jawa Tengah sudah 2,2. Itu artinya sudah di bawah nasional. TFR di angka nasional adalah 2,4," kata Widwiono kepada Health Liputan6.com di sela-sela peresmian Kampoeng Andalan di Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah pada Sabtu, 20 November 2021.
Baca Juga
Update 22 Pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Bintang Muda Armando Obet hingga Kakang Rudianto Siap Tampil Maksimal
Top 3 Islami: Resepsi Pernikahan Seperti Ini Haram Kata Buya Yahya, Penyebab Hidup Sengsara Menurut Gus Baha
4 Zodiak yang Awalnya Terlihat Dingin Namun Memiliki Hati yang Hangat
Saat ini, Jawa Tengah menduduki posisi ke-2 dengan angka TFR yang sudah di bawah angka nasional bersama Jawa Timur di peringkat pertama, DI Yogyakarta, dan Bali.
Advertisement
Secara angka TFR sudah di bawah nasional, tetap ditemukan ada beberapa kabupaten/kota yang masih tinggi.
Ke depan BKKBN Jawa Tengah menargetkan angka TFR berada di 2,1 sebagaimana yang ditargetkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 2024.
"Targetnya Pak Jokowi tahun 2024 turun menjadi 2,1, Jateng kalau bisa di angka segitu juga yang kemudian dipertahankan terus untuk memertahankan bonus demografi," ujarnya.
Â
Ragam Kendala Dalam Menurunkan Angka Kesuburan di Jawa Tengah
Menurut Widwiono, adapun kendala yang dihadapi dalam menurunkan TFR di Jawa Tengah, masih banyak terjadinya angka perkawinan muda, dan masih banyaknya unmeet need --- orang yang ber-KB tapi belum bisa terlayani.
Unmeet need yang menjadikan angka drop out kontrasepsi menjadi tinggi
"Ini tidak lain karena memang secara geografis, Jawa Tengah itu lebih dari 50 persen penduduknya ada di gunung-gunung, jadi, jangkauannya agak sulit," katanya.
Â
Advertisement
Kampoeng Andalan Berikan Pelayanan Suntik KB Gratis
Oleh sebab itu, penting bagi pemerintah menggandeng berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pemerintah menyediakan tenaga kesehatan kader, pihak swasta yang menyediakan alat kontrasepsi.
"Nantinya sama-sama memberikan edukasi mengenai kontrasepsi. Edukasi penting karena sampai sekarang masih banyak masyarakat yang percaya mitos terkait alat kontrasepsi, yang bikin mereka jadinya ragu," ujarnya.
Seperti yang dilakukan DKT Indonesia dengan menginisiasi Kampoeng Andalan. Selama satu bulan, terhitung sejak Sabtu, 20 November 2021, akan diberikan pelayanan KB suntik secara gratis.
"Ini suatu bentuk kerja sama yang baik antara pemerintah dan swasta karena dengan jumlah penduduk yang cukup besar, tidak bisa pemerintah sendiri menangani KB ini," katanya.
"Kalau bisa Kampoeng Andalan tidak hanya di Desa Butuh ini saja, tapi bisa expanded ke desa-desa lain," ujarnya.
Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak
Advertisement