Liputan6.com, Jakarta - Akhir-akhir ini warganet menggunakan istilah healing untuk menggambarkan upaya menghilangkan stres dengan berjalan-jalan ke alam terbuka atau ke tempat lainnya.
Padahal, menurut psikolog dari Enlightmind, Nirmala Ika, healing tidak hanya sebatas main ke alam terbuka dan bukan termasuk proses penyembuhan.
Baca Juga
“Sebenarnya healing itu kan proses pemulihan, maksudnya memulihkan diri. Kalau kita berbicara kesehatan mental itu kan bukan sembuh. Kalau sakit kepala terus diobati itu bisa sembuh, kalau dalam kesehatan mental istilahnya membaik,” kata Nirmala kepada Health Liputan6.com, Rabu (24/11/2021) melalui sambungan telepon.
Advertisement
Definisi sembuh dalam kesehatan mental bukan berarti sembuh seutuhnya, karena kondisi mentalnya tetap ada tapi lebih terkelola, lanjutnya.
“Sehingga dalam bahasa Indonesia istilah yang tepat digunakan adalah pemulihan which is kalau bahasa Inggrisnya itu healing cuman sebenarnya healing itu banyak caranya," Nirmala menekankan.
Berbagai Cara Healing
Seperti dikatakan Nirmala, healing dapat dilakukan dengan berbagai cara, bukan hanya bermain ke alam terbuka.
“Healing itu banyak caranya, salah satunya dengan konseling, sebagian orang mungkin melakukan teknik-teknik meditasi, pendekatan agama, apapun sebenarnya bisa, banyak caranya, lah,” kata dia.
Lantas, mengapa healing identik dengan menghabiskan waktu luang di alam terbuka?
Menurut Nirmala, hal ini dilatarbelakangi sinergitas antara alam dan manusia. Namun, akhir-akhir ini banyak orang meninggalkan ritme alam karena kegiatan sehari-hari. Maka dari itu, kembali ke alam menjadi salah satu cara pemulihan kondisi mental.
“Pada dasarnya manusia dan alam kan bersinergi, cuma manusia kan makin maju pesat sehingga meninggalkan alam dan ritmenya. Kembali ke alam umpamanya seperti pohon yang udah ditebang tapi bisa tumbuh lagi, manusia juga begitu, sudah diberi masalah bertubi-tubi tapi bisa bangkit lagi," Nirmala menambahkan.
Advertisement
Energi Dari Alam
Pemulihan di alam terbuka juga berkaitan dengan permasalahan yang tidak hanya bisa diatasi secara kognitif atau logika.
Secara logika, seseorang dapat mengetahui masalahnya di mana dan penyelesaiannya seperti apa. Namun, mereka masih bisa merasakan hal-hal yang tidak nyaman. Kembali ke alam dapat membuat mereka lebih terkontrol dan menemukan jati dirinya.
“Alam itu membantu memberikan energi, intinya alam itu menenangkan. Kasus yang paling gampang, kalau mata kita cape kita disuruh melihat pepohonan yang hijau. Alam memang punya energi itu, makanya healing identik dengan alam, padahal enggak melulu seperti itu,” pungkasnya.
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19
Advertisement