Liputan6.com, Jakarta Kabar gembira datang dari artis Nagita Slavina yang dikaruniai anak kedua pada hari ini, Jumat 26 November 2021.
Terkait hari dan waktu lahir, tak sedikit masyarakat yang menyangkutpautkannya dengan kepribadian anak di masa depan. Beberapa orang masih mempercayai bahwa hari lahir membawa dampak tersendiri bagi anak.
Advertisement
Dari segi ilmiah, penelitian Peter Hartmann dari University of Aarhus, Department of Psychology, Denmark menemukan bahwa hari lahir tidak berpengaruh pada kepribadian seseorang.
“Kami menyimpulkan bahwa penelitian skala besar ini tidak memberikan bukti adanya hubungan yang relevan antara tanggal lahir dan perbedaan individu dalam kepribadian dan kecerdasan umum,” kata Peter dalam penelitian berjudul The relationship between date of birth and individual differences in personality and general intelligence: A large-scale study dikutip Jumat (26/11/2021).
Tidak Berhubungan
Dalam penelitian ini, Peter dan rekannya menyelidiki hubungan antara tanggal lahir dan perbedaan individu dalam kepribadian dan kecerdasan dalam dua sampel besar.
Sampel pertama terdiri dari 4000 lebih subjek pria paruh baya dari Vietnam Experience Study. Kepribadian diukur dengan sejumlah besar tes kognitif untuk melihat kecerdasan umum. Sampel kedua terdiri dari 11.000 lebih orang dewasa muda dari National Longitudinal Study of Youth pada 1979.
Hasilnya, dalam kasus apapun tanggal lahir tidak berhubungan dengan perbedaan individu dalam kepribadian atau kecerdasan umum.
Advertisement
Urutan Kelahiran
Anggapan lain di tengah masyarakat terkait faktor pembentuk kepribadian anak adalah urutan kelahiran.
Menurut penelitian Julia Rohrer dari Universitas Leipzig di Jerman, urutan kelahiran tidak memengaruhi kepribadian seperti keramahan anak di masa depan.
Dalam penelitian ini, Julia dan rekan-rekannya meninjau data lebih dari 20.000 orang dewasa dari Amerika Serikat, Inggris dan Jerman untuk sampai pada kesimpulan mereka.
Anak sulung memang memiliki skor kecerdasan yang lebih tinggi, tetapi Julia mengatakan dia yakin ini berasal dari interaksi sosial dalam keluarga daripada dari urutan kelahiran.
"Anak sulung bisa mengajar adik-adiknya, menjelaskan bagaimana dunia bekerja dan sebagainya," kata Julia mengutip Webmd.com, Jumat.
"Mengajar orang lain memiliki tuntutan kognitif yang tinggi, anak-anak perlu mengingat pengetahuan mereka sendiri, menyusunnya dan memikirkan cara yang baik untuk menjelaskannya. Ini bisa menjadi dorongan kecerdasan untuk beberapa anak sulung."
Teori psikologi lama menyatakan bahwa anak sulung memiliki hak istimewa tetapi juga dibebani dengan tanggung jawab. Anak tengah adalah pencari perhatian yang berjuang untuk menemukan identitas mereka sendiri. Sedang, anak bungsu menjadi manja karena dihujani kasih sayang, tutup Julia.