Liputan6.com, Jakarta Varian B.1.1.529 dari Afrika Selatan yang kini dikenal Omicron tengah disangkutpautkan dengan human immunodeficiency virus (HIV).
Menurut imunolog di Pusat Penelitian Leibniz, Universitas Teknik Dortmund, Jerman, Carsten Watzl, jumlah mutasi yang mengejutkan pada varian Omicron dapat menandakan bahwa itu berasal dari pasien dengan HIV atau defisiensi imun lainnya.
“Virus ini dapat bereplikasi (memperbanyak diri) selama berminggu-minggu pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah,” kata Watzl mengutip Vanguardngr.com Selasa (30/11).
Advertisement
Baca Juga
Dia, menambahkan, selama proses replikasi dapat terjadi mutasi berulang yang mungkin tidak memberikan keuntungan apapun bagi virus. Namun, pada orang dengan sistem imun lemah, virus Corona dapat tetap berkembang biak karena kegagalan sistem imun untuk mengendalikannya.
“Ini dapat menyebabkan mutasi tambahan, yang jika digabungkan dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi virus,” katanya.
Dibandingkan dengan jenis virus Corona asli yang pertama kali muncul di Wuhan, China, Omicron memiliki jumlah sekitar 30 perubahan asam amino yang luar biasa tinggi dalam proteinnya.
Beberapa mutasi diketahui berpengaruh pada tingkat penularan yang lebih besar, tetapi Watzl mengatakan masih belum jelas apa efek kombinasi mutasi khusus ini.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Menurut Kemenkes RI
Hal senada dikemukakan pula oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Siti Nadia Tarmizi.
Menurutnya kemungkinan besar penyebab munculnya varian Omicron karena sebagian besar warga Afrika Selatan penderita HIV.
"Jadi, kasus terjadinya varian baru ini didapatkan pada orang dengan status HIV yang belum mendapatkan vaksinasi dan juga sudah mendapatkan vaksinasi," katanya dalam konferensi pers Peringatan Hari AIDS Sedunia 2021 pada Senin (29/11).
Advertisement
Pengobatan Tak Memadai
Berkembangnya Omicron di Afrika Selatan yang dikaitkan dengan HIV ini berdasarkan banyaknya pasien HIV di sana yang tidak menerima pengobatan memadai.
“Itulah sebabnya sistem mereka melemah secara signifikan,” kata Watzl.
Untuk mencegah penyebaran varian yang bermutasi ekstensif seperti Omicron, penting untuk mengidentifikasi orang-orang yang terinfeksi dengan sistem kekebalan yang lemah dan mengisolasi mereka sampai mereka tidak lagi menularkan, tambahnya.
“Karena jika virus bermutasi parah pada seseorang, penularan virus yang bermutasi itu akan sangat berbahaya.”
Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron
Advertisement