Sukses

Kemenkes: Anak yang Tidak Diimunisasi Sudah Pasti Sering Sakit

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa imunisasi adalah investasi untuk generasi ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa imunisasi adalah investasi untuk generasi ke depan.

Menurutnya, imunisasi merupakan investasi yang efektif karena dapat melindungi anak-anak dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

“Anak yang tidak diimunisasi sudah pasti sering sakit, belum lagi kalau sakitnya menimbulkan kejadian luar biasa sampai terjadi wabah. Bukan hanya merugikan dari sisi kesehatan tapi juga dari sisi ekonomi,” kata Maxi dalam konferensi pers Kemenkes Selasa (30/22/2021).

Baca Juga

Imunisasi bertujuan menimbulkan kekebalan kelompok, lanjutnya. Ini hanya bisa dicapai jika cakupannya tinggi dan merata di seluruh Indonesia.

“Ini bukan program baru dan program ini sudah masuk ke pelosok. Selama ini programnya berjalan bagus tapi di dua tahun ini pandemi COVID-19 berdampak pada imunisasi rutin anak, balita, bayi, dan usia sekolah.”

2 dari 4 halaman

Penurunan Angka Imunisasi

Program imunisasi mengalami penurunan sejak 2020 hingga 2021, lanjut Maxi. Khusus pada 2021, imunisasi dasar lengkap hingga Oktober baru mencapai 58,4 persen dari target yakni 79,1 persen.

Walau demikian, beberapa provinsi masih menunjukkan capaian imunisasi di atas 60 persen hingga Oktober 2021 walau dalam masa pandemi.

“Kita perlu apresiasi beberapa provinsi seperti Banten, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bali, Gorontalo, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Timur, Jambi, itu yang di atas 60 persen. Ini mestinya jadi pembelajaran bagi provinsi lain.”

3 dari 4 halaman

Dampak Cakupan Imunisasi Rendah

Imunisasi yang cakupannya rendah dan tidak merata dapat menimbulkan dampak tersendiri. Salah satu dampak tersebut adalah dapat menimbulkan akumulasi populasi yang rentan terhadap PD3I.

“Ini dapat membuat populasi tertentu tidak kebal dengan PD3I seperti polio, difteri, tetanus, campak, dan rubella.”

“Ini sudah pasti kalau cakupannya terus rendah dan tidak merata itu berpotensi menimbulkan kerawanan terjadinya kejadian luar biasa terhadap penyakit-penyakit yang tadi saya sebutkan, yang mestinya bisa dicegah dengan imunisasi.”

Oleh karena itu, Maxi berharap kesenjangan ini dapat ditutup dengan menggencarkan imunisasi rutin. Dalam satu bulan ini, berbagai pihak perlu mengejar target imunisasi dibarengi penanganan penyakit lainnya, pungkasnya. 

 

4 dari 4 halaman

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah COVID-19