Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menggunakan metode S Gene Target Failure (SGTF) guna mendeteksi lebih dini kemunculan varian Omicron. Metode ini sudah mulai dilakukan di seluruh titik kedatangan pintu masuk Indonesia.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menerangkan, cara kerja SGTF seperti penanda (marker), yakni menyasar Gen S pada virus Sars-CoV-2. Metode SGTF bisa dilakukan tatkala hasil tes RT-PCR tidak mampu mendeteksi gen S pada sampel.
Advertisement
Baca Juga
"Sekarang, di semua titik kedatangan, kita sudah pasang PCR test. Omicron ini, salah satu mutasi di gen S spike. Ada metode S Gene Target Failure (SGTF), sehingga kalau kita pakai tes PCR, dia enggak terdeteksi atau istilahnya target failure, tapi varian lain terdeteksi. Itu kemungkinan besar Omicron," terang Budi Gunadi dalam dialog BGS, Kapan COVID-19 Berakhir? pada Rabu, 1 Desember 2021.
"Jadi, bagus seperti tumor marker (penanda tumor) gitu, kalau ini (SGTF) berarti marker virus (penanda virus)."
Metode SGFT untuk mendeteksi varian Omicron pun sudah diterapkan oleh 1.800 laboratorium Kementerian Kesehatan. Adanya metode SGTF ini sebagai bagian dari perbaikan strategi pemeriksaan (testing).
"Saya kemarin sudah video conference dengan semua (petugas) laboratorium, termasuk laboratorium kesehatan daerah. Strategi testing-nya kita perbaiki. Kita perkaya dengan namanya metode SGTF ini," imbuh Menkes Budi Gunadi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Fenomena Gen S Varian Omicron Tak Terdeteksi PCR
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, mutasi spike protein pada varian Omicron menyebabkan terjadinya fenomena S Gene Target Failure (SGTF), yang mana gen S tidak akan terdeteksi dengan PCR.
"Hal ini disebut juga drop out Gen S. Walau ada masalah di Gen S, untungnya masih ada gen-gen lain yang masih bisa dideteksi, sehingga secara umum PCR masih dapat berfungsi," jelas Tjandra melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (2/12/2021).
"Tidak terdeteksinya Gen S pada pemeriksaan PCR dapat dijadikan indikasi awal untuk kemungkinan yang diperiksa adalah varian Omicron. Tentunya, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memastikannya."
Jika kemampuan WGS terbatas, maka ditemukannya SGTF dapat menjadi semacam bantuan untuk menyaring, sampel mana yang prioritas dilakukan WGS.
"Kalau di suatu daerah ditemukan peningkatan sampel laboratorium yang menunjukkan S Gene Target Failure (SGTF), maka ini mungkin dapat menjadi suatu indikasi sudah beredarnya varian Omicron," ujar Tjandra Yoga, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.
Advertisement