Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin menyebut bahwa ternyata kasus pertama varian Omicron sudah ada di sana sejak 19 November 2021.
Kasus pertama varian Omicron di Malaysia adalah pelajar 19 tahun yang diketahui seorang warga negara Afrika yang kembali ke sana untuk kembali berkuliah di universitas swasta di Ipoh, Perak.
Baca Juga
Siswa tersebut tiba di Malaysia --- setelah terlebih dahulu transit di Singapura --- pada Jumat, 19 November 2021. Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa dia adalah penumpang SQ479 dan tetap berada di area transit hingga waktu keberangkatannya tiba.
Advertisement
Dia memasuki Malaysia sebelum Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan varian Omicron sebagai variant of concern (VOC) pada Jumat, 26 November.
Khairy mengatakan bahwa kasus pertama varian Omicron yang dikonfirmasi pada Jumat, 3 Desember 2021, telah menjalani swab test RT-PCR setibanya di Kuala Lumpur.
Dia lalu diangkut menggunakan bus universitas dari KLIA ke Ipoh untuk selanjutnya menjalani karantina. Keesokan harinya atau pada Sabtu, 20 November, dia mendapatkan hasil tesnya kembali yang menyatakan positif terinfeksi virus Corona penyebab COVID-19.
Lima orang lainnya yang berada di bus yang sama dengan mahasiswa tersebut kemudian dikarantina. Semuanya dinyatakan negatif.
Pelajar yang menjadi kasus pertama varian Omicron di Malaysia sebenarnya sudah menyelesaikan karantina pada Senin, 29 November.
Namun, setelah mengetahui tentang varian Omicron, pemerintah Malaysia kembali melakukan tes genomik pada semua kasus positif COVID-19 dari KLIA antara 11 hingga 28 November 2021 guna melihat apakah varian B.1.1.529 sudah ada di sana atau belum
"Begitulah cara kami mendeteksi kasus tersebut," ujar Khairy melalui Twitter dikutip dari situs Channel News Asia pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Untuk membendung penyebaran varian Omicron, Malaysia akan memberlakukan pembatasan masuk pekerja asing dan pelajar internasional dari delapan negara Afrika berisiko tinggi infeksi Omicron mulai 1 Desember 2021.
Kedelapan negara itu adalah Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Zimbabwe, dan Malawi.
Khairy mengatakan dalam konferensi pers Jumat, mulai 3 Desember pelancong yang tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia dari negara-negara berisiko tinggi akan memakai alat pelacak selama masa karantina.
“VTL (jalur perjalanan yang divaksinasi) dengan Singapura akan berlanjut untuk sementara waktu, dengan tes mandiri tambahan pada hari ketiga dan ketujuh bagi mereka yang datang dari Singapura melalui VTL,” dia menambahkan.
Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron.
Advertisement