Liputan6.com, Jakarta Kasus perundungan sering terjadi di kalangan remaja. Menurut kriminolog Haniva Hasna, M. Krim hal ini bukan tanpa alasan.
Setidaknya terdapat empat faktor yang memengaruhi remaja melakukan tindakan berisiko, kekerasan, dan perundungan atau bullying. Faktor tersebut adalah faktor individu, keluarga, peer group, dan faktor komunitas.
Baca Juga
“Pelaku perundungan, memiliki kondisi keterampilan sosial yang lemah karena rasa simpati dan empati yang rendah dan memiliki tabiat menindas,” kata Iva kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks belum lama ini.
Advertisement
Keluarga juga dapat menjadi faktor seorang remaja menjadi pem-bully. Misalnya, buruknya hubungan anak dengan orangtua. Remaja bisa jadi kehilangan perhatian di rumah sehingga dia mencari perhatian di sekolah atau di luar dengan menunjukkan kekuasaannya terhadap seseorang yang dianggap lebih lemah dari pada dirinya.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan di rumah terhadap anak bisa jadi salah satu alasan mengapa seseorang menjadi pelaku perundungan. Tindakan penindasan adalah pelarian di lingkungan rumah yang selalu menindasnya dan membuat dia tidak berdaya.
VIDEO VIRAL: Bullying dan Pengeroyokan Remaja Putri di Cilacap
Faktor Peer Group
Faktor lain yang merupakan faktor dominan dan dapat mengubah seseorang menjadi pelaku perundungan adalah kelompok bermain remaja (peer group).
Faktor ini merupakan faktor yang muncul dan diadopsi ketika seorang individu tumbuh dan menjadi seorang remaja. Ketika remaja tidak memiliki pedoman dalam memilih kelompok bermain, remaja bisa jadi masuk ke dalam kelompok bermain yang mengarah pada kegiatan-kegiatan kenakalan remaja.
“Remaja merupakan individu dengan fase perkembangan psikologis di mana ia sangat membutuhkan pengakuan eksistensi diri.”
Kelompok bermain remaja yang menyimpang bisa jadi mencari pengakuan eksistensi diri dari menindas orang yang dirasa lebih lemah agar dia memiliki pengakuan dari lingkungannya bahwa ia memiliki keberanian dan kekuasaan.
Advertisement
Pencegahan
Guna menghindari anak tumbuh menjadi remaja perundung pencegahan perlu dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, dimulai dari anak, keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pencegahan melalui anak dengan melakukan pemberdayaan pada anak agar mampu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya perundungan, mampu melawan, dan mampu memberikan bantuan ketika melihat perundungan terjadi.
Pencegahan melalui keluarga dengan meningkatkan ketahanan keluarga dan memperkuat pola pengasuhan. Dengan cara menanamkan nilai-nilai keagamaan dan mengajarkan cinta kasih antar sesama.
Pencegahan melalui sekolah dengan merancang dan membuat desain program pencegahan yang berisikan pesan kepada murid. Pesan tersebut terkait perilaku perundungan tidak diterima di sekolah dan membuat kebijakan anti perundungan.
Infografis - Mengenal Siapa dan Peran dalam Lingkaran Bullying
Advertisement