Liputan6.com, Jakarta Laki-laki pada umumnya memiliki emosi yang sama dengan perempuan. Tetapi, ungkapan bahwa "laki-laki tidak boleh menangis" membuat mereka menanggap hal itu sebagai sebuah kelemahan.
Padahal, tidak ada yang salah bila laki-laki menangis.
Baca Juga
Sebuah penelitian oleh Profesor Ad Vingerhoets, Profesor Psikologi Klinis Universitas Tilburg, Belanda, yang dilansir dari BBC, memperlihatkan bahwa menahan air mata dapat memiliki efek negatif pada cara anak laki-laki mengekspresikan diri.
Advertisement
Hal itu dapat membuat mereka 'memendam' apa yang mereka rasakan daripada meminta bantuan, dan mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi mereka.
Bahkan, sebuah studi tahun 2013 oleh Harvard School of Public Health dan University of Rochester menunjukkan bahwa penekanan emosional dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan bahkan menyebabkan kanker.
Asal Mula Ungkapan Laki-laki Tidak Boleh Menangis
Namun, mengapa beberapa orang mengatakan laki-laki tidak boleh menangis?
Sepanjang sejarah, menangis telah dianggap sebagai kelemahan di banyak budaya, dan sering dilihat sebagai hal yang lebih feminin untuk dilakukan.
Di masa lalu, menyarankan bahwa semua anak laki-laki harus kuat, berani dan percaya diri. Anak laki-laki tidak boleh bertindak dengan cara yang dianggap 'feminin'.
Anak laki-laki sering diberitahu bahwa lebih baik mengendalikan emosi ketika mereka mengalami masa-masa sulit.
Kenyataannya, menangis dapat bertindak sebagai bentuk komunikasi - itu membuat orang lain tahu apa yang kita rasakan itu penting.
Dalam hal perkembangan emosi, pengaturan diri adalah keterampilan penting yang harus diajarkan kepada anak-anak. Pengaturan diri membantu mereka untuk menoleransi perasaan tidak nyaman, dan juga melibatkan pembelajaran untuk menenangkan diri.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement