Liputan6.com, Bandung Upaya mengantisipasi kenaikan COVID-19 masa Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), Jawa Barat menggencarkan Program Wisata Vaksin. Salah satu upaya ini, khususnya menyasar sektor pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan, Kota Kembang, Bandung memang memiliki daya tarik wisata yang luar biasa bagi para wisatawan, terutama di musim liburan. Tak terkecuali pada libur Nataru, yang diperkirakan terjadi lonjakan jumlah wisatawan.
Advertisement
Baca Juga
Pihak Dinas Pariwisata Jabar telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penularan COVID-19 di sektor pariwisata, yakni menjalankan Program Wisata Vaksin. Program ini dilakukan dengan strategi jemput bola ke para pelaku usaha wisata dan wisatawan.Â
Para pelaku usaha di sektor pariwisata dan wisatawan juga diimbau menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Di tempat wisata, kita lakukan kolaborasi dengan kabupaten/kota dan penyedia jasa daya tarik wisata. Kita lakukan vaksin di tempat (on the spot), baik dosis 1 maupun dosis 2. Nah ini upaya kita mengejar herd immunity, karena Jawa Barat posisi Desember ini baru mencapai 66 persen dosis 1," ujar Dedi saat acara Penerapan Prokes COVID–19, Jelang Kebangkitan Sektor Pariwisata di Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/12/2021).
"Kemudian vaksin dosis 2 sekitar 44 persen. Kita harus mengejar semuanya itu. Karena penduduk Jabar ini, bonus demografinya mencapai hampir 50 juta dan jangkauannya cukup lumayan. Dengan 66 persen ini saja sudah cukup bagus."
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Pastikan Peran Satgas di Tempat Wisata
Terkait antisipasi terjadinya penularan COVID-19 saat libur Nataru, Dinas Pariwisat dan Kebudayaan Jawa Barat tak lelah menyampaikan sosialisasi. Penguatan 3T (testing, tracing, treatment) juga dilakukan.
Selain itu, memastikan setiap Satgas di masing-masing tempat wisata berfungsi dengan baik.
“Itu salah satu cara, bagaimana kita menerima kunjungan wisatawan di Jawa Barat. Yang pasti kita harus memastikan nyaman dan aman. Jangan sampai ada yang terpapar (COVID-19) di tempat wisata," tutup Dedi Taufik dalam pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.
"Untuk itu, kita lakukan early warning dengan melakukan 3T."
Advertisement