Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa saat ini Indonesia belum keluar dari krisis pandemi COVID-19. Dia mengatakan bahwa paling cepat Indonesia keluar dari krisis yang diakibatkan virus Corona pada triwulan akhir 2022.
Lebih lanjut, Dicky menjelaskan bahwa ada beberapa indikator yang membuat suatu negara bisa menyatakan diri keluar dari krisis pandemi COVID-19.
Baca Juga
Pertama, ketika status pandemi sudah dicabut oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Sebelumnya, WHO mengumukan bahwa COVID-19 adalah pandemi pada 11 Maret 2020.
Advertisement
"Saat ini, tidak ada yang mengatakan bisa keluar dari krisis sebelum pandemi ini dicabut statusnya," kata Dicky lewat pesan suara ke Health Liputan6.com pada Senin (13/12/2021).
Pencabutan status pandemi ini bakal dilakukan bila, kata Dicky, setidaknya sekitar 70 persen penduduk negara di dunia sudah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19.
"Itu akan membuat kriteria pertama terpenuhi, karena ini kita bicara ancaman COVID-19 berarti bicara imunitas," kata peneliti Global Health Security & Pandemi - Center for Environment & Population Health Griffith University Australia ini.
Kedua, pandemi itu berakhir bila kasus infeksi karena virus SARS-CoV-2 terkendali, yakni satu kasus per seratus ribu penduduk.
"Selain itu, pandemi usai bila positivity rate di bawah 1," katanya.
"Jadi, kalau melihat hal di atas, ya belum lah (belum keluar dari krisis pandemi COVID-19)," Dicky menambahkan.
Dicky memprediksi kondisi keluar dari krisis pandemi COVID-19 bakal terjadi pada akhir 2022.
"Prediksi saya ya paling cepat itu triwulan terakhir dari 2022," dia menekankan.
Sumber stres tak habis-habisnya, mulai pekerjaan, rumah tangga, hingga urusan pribadi lainnya. Ditambah lagi, pandemi membuat segala hal lebih rumit lagi. Di tengah meningkatnya stres ini, ada satu jenis usaha yang berkembang, menawarkan pelepasan se...
Indonesia Masih Belum Sama Sekali Keluar dari Krisis
Lebih lanjut Dicky menegaskan bahwa saat ini kondisi Indonesia belum keluar dari krisis pandemi COVID-19.
"Bahwa Indonesa sudah keluar dari krisis pandemi itu belum. Belum sekali," katanya.
“Belum ada negara yang sudah bisa mengklaim keluar dari krisis COVID-19, apalagi Indonesia yang dengan cakupan 3T (testing, treatment, tracing) yang rendah dan surveilans genomic yang lemah," dia menambahkan.
Sejauh ini, Indonesia masih ada dalam level transmisi kategori penularan komunitas. Artinya, transmisi yang paling buruk dan belum terkendali.
Dicky tidak menampik bahwa Indonesia sudah keluar dari krisis kasus COVID-19 yang terjadi pertengahan tahun ini. Dia menduga, yang Ketua Terpilih Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib M Khumaidi sampaikan maksudnya adalah tentang Indonesia yang sudah keluar dari krisis dari varian Delta.
"Kita mengalami goncangan faskes pada saat itu. Kita (sekarang) tidak kembali ke masa krisis itu," katanya.
Advertisement
IDI Mengatakan Indonesia Sudah keluar dari Krisis COVID-19
Sebelumnya, pada sebuah acara Adib menyampaikan bahwa Indonesia sudah keluar dari krisis pandemi COVID-19.
“Kita sudah keluar dari krisis. Mudah-mudahan kita tidak kembali kepada krisis. Ini kan kita harus siapkan adalah adaptive recovery dengan resiliensi dari sistem kesehatan,” kata Adib dalam acara Sarasehan Nasional di kanal Youtube ILUNI FKUI belum lama ini.
Seperti kita ingat, pada pertengahan 2021 terjadi puncak kasus COVID-19. Saat itu, angka keterisian rumah sakit tinggi, lalu kasus aktif pernah mencapai 570 ribu dan angka kematian yang tinggi karena paparan virus Corona.
Lalu dengan kondisi saat ini yang cenderung stabil dan angka tingkat keterisian rumah sakit yang rendah itu bukanlah tanda sudah keluar dari krisis pandemi.
"Situasi membaik, iya. Tapi kalau sudah benar aman atau keluar dari krisis COVID-19, sayang, saya harus jujur bicara itu belum," dia menegaskan.
Ia pun mengatakan bahwa meski PPKM level 3 batal dilaksanakan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) masyarakat harus tetap melaksanakan protokol kesehatan. Pemerintah dan tenaga kesehatan pun sebaiknya bersiaga menghadapi awal tahun.
"Kita harus hati-hati di triwulan pertama 2022," Adib menambahkan.
Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19
Advertisement