Liputan6.com, Jakarta - Selebgram Laura Anna mengalami cedera saraf tulang belakang (spinal cord injury) sebelum akhirnya meninggal dunia pada usia 21 tahun, 15 Desember 2021. Kondisi tersebut terjadi usai kecelakaan bersama mantan kekasihnya, Gaga Muhammad pada 2019.
Konsultan Bedah Saraf Tulang Belakang, Wawan Mulyawan merespons kabar Laura meninggal dan penyakit yang dideritanya. Wawan menjelaskan implikasi dari spinal cord injury, bahwa kerusakan sel saraf akan semakin kompleks seiring waktu.
Advertisement
Baca Juga
"Seperti diketahui, sel saraf pusat (yang ada di sumsum tulang belakang) jika mati tidak bisa beregenerasi (tidak bisa digantikan sel baru). Karenanya, yang muncul adalah kondisi kerusakan yang kompleks dan makin memburuk," jelas Wawan melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (15/12/2021) malam.
"Sehingga jika sel saraf di sumsum tulang belakang mati (mati langsung atau mati akibat lambat atau salahnya penanganan) akan menyebabkan fungsi-fungsi saraf sensorik (rasa, nyeri) hilang. Demikian juga fungsi saraf motorik (gerak) juga bisa hilang."
Fungsi motorik dari spinal cord injury yang hilang mengakibatkan lengan dan tangan atau tungkai dan kaki menjadi lemah, bahkan lumpuh. Jika 4 alat gerak lumpuh disebut tetraplegia, sedangkan jika kedua kaki yang lumpuh disebut paraplegia.
Gangguan Buang Air hingga Infeksi
Jika saraf otonom yang rusak, Wawan Mulyawan melanjutkan, konsekuensinya bisa terjadi gangguan buang air kecil atau buang air besar, suhu tubuh, tekanan darah, dan sistem sirkualasi darah. Bahkan pada laki-laki bisa menyebabkan alat vital tidak bisa ereksi.
"Beberapa akson di sel saraf mungkin tetap utuh, dan masih mampu membawa sinyal ke atas atau ke bawah sumsum tulang belakang, tetapi karena jumlahnya mungkin terlalu sedikit, tidak mampu untuk menjalankan fungsi saraf dengan normal," lanjutnya.
"Orang dengan cedera di atas tulang leher bagian atas memerlukan alat bantu nafas (ventilator) untuk tetap bisa bernapas."
Implikasi lanjutan dari cedera saraf tulang belakang dapat menyedihkan, yakni cedera tulang terlalu lama berbaring karena lumpuh akan menyebabkan luka akibat tubuh menekan alas tidur, disebut decubitus, juga mudah terkena infeksi.
"Yang kena infeksi biasanya sistem paru-paru dan dan saluran kencing. Pada beberapa kasus bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah yang dapat mengancam nyawa," ujar Wawan, yang berpraktik di RSU Bunda Jakarta.
Advertisement