Sukses

Hadapi Omicron, Data Penggunaan PeduliLindungi Bakal Bisa Diakses Publik

Data penggunaan aplikasi PeduliLindungi akan dibuka bebas ke publik.

Liputan6.com, Jakarta Dalam menghadapi varian Omicron, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan, data penggunaan aplikasi PeduliLindungi akan dibuka bebas ke publik. Artinya, publik nanti bisa mengakses lokasi atau tempat mana saja yang aktif menggunakan PeduliLindungi.

Penerapan PeduliLindungi sebagai bagian dari disiplin protokol kesehatan. Sehingga orang-orang yang mengunjungi lokasi atau tempat tersebut adalah mereka yang sudah divaksinasi dan negatif COVID-19.

"Untuk mempersiapkan (menghadapi) kedatangan Omicron, protokol kesehatan akan diperkuat, terutama penerapan aplikasi PeduliLindungi," terang Budi Gunadi saat memberikan keterangan pers pada Senin, 20 Desember 2021.

"Kami sudah bicara dengan Pak Menko Marves (Luhut B. Pandjaitan) dan melaporkannya ke Bapak Presiden (Jokowi) mengenai data penggunaan aplikasi PeduliLindungi, bahwa nanti akan kita buka sehingga publik bisa melihat lokasi-lokasi mana yang disiplin menggunakan dan lokasi-lokasi mana yang tidak disiplin menggunakannya."

Lebih lanjut, dengan dibukanya akses penggunaan PeduliLindungi, pengunjung yang positif COVID-19 atau bergejala dapat bisa dideteksi lebih cepat.

"Nanti kelihatan, mal mana yang PeduliLindungi aktif sehingga aman. Kalau ada yang terkena (COVID-19), bisa di cepat dikarantina. Lalu mal mana yang tidak menerapkan PeduliLindungi, risikonya lebih besar bagi pengunjung (tertular COVID-19)," jelas Menkes Budi.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

2 dari 3 halaman

PCR dengan Metode SGTF di Pintu Perbatasan

Budi Gunadi Sadikin menambahkan, pintu perbatasan Indonesia kedatangan pelaku perjalanan internasional juga dijaga ketat demi mengantisipasi masuknya kembali varian Omicron. Penerapan tes PCR menggunakan metode S-Gene Target Failure (SGTF) digencarkan.

Apalagi dalam sepekan terakhir, terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk perbatasan.

"Semua kita tes PCR dan genom sekuensing. Ternyata pintu masuk laut dan pintu masuk darat jauh lebih tinggi positivity rate-nya dibanding pintu masuk udara. Oleh karena itu, kami dengan bantuan TNI, Polri dan Kementerian Dalam Negeri akan memperkuat proses surveilans dan juga karantina," terang Menkes Budi.

"Selain genom sekuensing, kita juga sudah menggunakan tes PCR dengan SGTF yang bisa jauh lebih cepat mendeteksi."

Penggunaan SGTF dinilai jauh lebih cepat mendeteksi kemungkinan pelaku perjalanan membawa varian Omicron.

"Kenapa tes pcr dengan SGTF? Karena berfungsi sebagai marker (penanda), tidak 100 persen seperti Whole Genome Sequencing (WGS), tapi kemungkinan besar bisa mendeteksi dalam waktu 4-6 jam saja, sedangkan WGS membutuhkan 3-5 hari," pungkas Budi Gunadi.

3 dari 3 halaman

Infografis Antisipasi Pasca-Temuan Kasus Pertama Varian Omicron