Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa vaksin apapun yang digunakan sejauh ini masih efektif untuk melindungi diri dari varian virus SARS-CoV-2 yang ada, termasuk Omicron.
"Vaksin itu masih sangat efektif. Kita tahu dari data-data yang adapun, orang-orang yang terkena varian Omicron itu kemungkinan jatuh pada tingkat keparahan yang lebih buruk atau membutuhkan perawatan di rumah sakit, itu tidak terjadi," ujar Nadia dalam siaran langsung bertema Kenali dan Lindungi Diri dari Omicron belum lama ini.
Baca Juga
Nadia, menambahkan, justru orang-orang yang sudah memiliki proteksi dari vaksin, cenderung tidak bergejala atau tidak membutuhkan perawatan rumah sakit ketika tertular dengan varian Omicron.
Advertisement
"Memang virus tadi bermutasi. Namanya bermutasi, dia harus bisa bertahan untuk melawan vaksin tadi. Jadi memang ada penurunan, tapi bukan berarti tidak efektif atau tidak memberikan proteksi lebih," kata Nadia.
"Tetap lebih baik kita punya perlindungan. Orang Indonesia itu biasanya selalu bilang, 'Oh masih ada untungnya' misal sudah kecopetan, masih bilang, oh, untung dompetnya enggak hilang. Ini sama, jadi tetap harus divaksin," dia menambahkan.
Menurut Nadia, meskipun terjadi pengurangan atau penurunan, proteksinya masih cukup besar. Apalagi ketika seluruh masyarakat Indonesia sudah divaksin, kemungkinan Indonesia untuk melawan pandemi COVID-19Â juga lebih besar lagi.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Kiat hadapi Omicron
Dalam kesempatan tersebut, Nadia juga menyampaikan bahwa dalam menghadapi Omicron, kita perlu untuk tetap menjaga protokol kesehatan, tetap disiplin, kurangi mobilitas tinggi, dan segera vaksinasi.
"Yang kedua, buat orangtua. Nih kita sudah mulai ya vaksinasi pada anak-anak, jadi tentunya orangtua tidak perlu ragu lagi untuk memberikan vaksin kepada anak-anaknya," ujar Nadia.
Mengingat vaksin tersebut dapat memberikan perlindungan lebih. Terutama saat anak sedang melakukan aktivitas di luar rumah seperti bermain atau sekolah.
"Tidak perlu panik kalau kemudian ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), karena vaksin yang saat ini kita gunakan adalah vaksin Sinovac. Ingat tadi diberikan dua kali dalam jangka waktu 28 hari dan umumnya tidak menimbulkan efek samping," ujar Nadia.
Nadia menambahkan, efek samping yang paling banyak muncul usai diberikan vaksin COVID-19 adalah nyeri pada bagian bekas suntikan sebanyak 13 persen, dan demam sebanyak 5 persen.
Sehingga tentu lebih banyak manfaat yang diberikan dari vaksin itu sendiri.
Advertisement